Sabtu, 20 Juni 2009

Bukan Sekedar Cinta Kartu Selular


Bukan Sekedar Cinta Kartu Selular

“Emang dibayar berapa sih oleh telkomsel ampe getol banget promosiin produk mereka?”protes kakakku dengan muka merengut. Pasalnya setiap ada info terbaru dari telokomsel aku pasti paling up date, bahkan lebih cepat ketimbang baliho yang dipasang di seputaran jalan protokol di Banda Aceh. Akibatnya setiap obrolanku pasti ujung-ujungnya nyelip keproduk terbaru. Saat lagi berada dicafe, sempat-sempatnya aku plesetin iklan produk sebuah minuman. “makanya apapun merck hape mu, kartunya pasti simpati” aku tersenyum dan kemudian langsung ditimpuki oleh teman-teman. Pernah suatu malam kak Linda kebingungan karena kehabisan pulsa, sedangkan ia harus mengirim sms penting untuk memberitahu kawannya bahwa besok adalah hari terakhir untuk ngumpul berkas naik seminar skripsi. Otomatis kawannya juga harus tahu syarat-syarat yang harus dipenuhi . Mau keluar malam, sori stroberi siapa yang berani kawanin, lagian mana ada counter pulsa yang buka malam-malam buta kek gini. Tapi ide brilliant muncul dari si tukang iklan ini. “eits coba cek *888# karena kalau siangnya kita make 10 sms maka gratis 10 sms di jam 11 malam.” Ujarku dengan mata berbinar. Akhirnya mereka tertolong, dan lagi-lagi aku promosi makanya pake simpati, karena simpati emang ga ada matinya.
Perjuangan belum berakhir, saat itu aku numpang di rumah kawanku. Kemudian aku melihat raut muka kebingungan tergambar dipelupuk matanya. “na, boleh minta tolong ga? Vina mau nelpon adek yang lagi kuliah dibandung. Dia lagi down banget dengan situasi kampusnya yang berkolaborasi dengan sebuah pesantren terkemuka disana. Kebayang kan betapa suntuknya terkukung disebuah pondok yang hanya boleh keluar 1 bulan sekali.” Celoteh vina. Namun, justru disaat penting seperti itu pulsanya hanya tinggal 3 ribu. Belum lagi mau isi pulsa, tempatnya juga jauh nian. Tapi, sangat disayangkan pulsaku lebih parah lagi, hanya bersisa 500 perak.
Disaat kami sedang terdiam, lampu pijar menyala dari otakku “ahaaa” aku tahu jalan keluarnya. Aku langsung menanyakan dia pake kartu apa? Dan ternyata vina adalah pelanggan setia kartu AS, jadi aku langsung menghiburnya. Tenang aja semua bisa diatur, semuanya akan beres. Hari gini pulsa seiprit bukan masalah untuk berkomunikasi. Karena kartu AS punya produk baru ni, Cuma dengan modal 1000 bisa nelpon lamaaaaaaaaa. Tinggal tekan # angka 1 diikuti nomor tujuan. “serius na? emang sejak kapana ku bohong? Ujarku penuh semangat.
Sejak saat itu semua teman-temanku sudah semakin mantap bahwa, gelar yang disematkan padaku sebagai “relawan telkomsel”, “bagian periklanan telkomsel”, “miss telokomsel” tidak dapat lagi disangkal keakuratan informasi yang aku berikan. Apalagi sejak pasca Tsunami, nama relawan sudah sangat familiar untuk orang yang mau bekerja Cuma-Cuma dengan keihklasan hati tanpa dibayar.Tidak jarang, aku sering mendapat sms dari mereka, jika mau tau info ter up date dari produk telkomsel. Aku sih santa-santai aja, malah aku merasa bahagia kalau bisa berbagi dengan mereka, kerasa nat nit nut rasanya kalau ketika ada informasi penting tapi aku tidak memberi tahu mereka. Mungkin ini berhubungan kali ya dengan profesiku sebagai penyiar. Hihihi.
Semuanya berawal dari sebuah alasan. Aku masih ingat bahwa sekitar tahun 2001 memiliki hape, memiliki kebanggaan tersendiri. Karena kala itu hape tergolong barang mewah yang hanya oleh kalangan tertentu saja yang sanggup membeli benda berbentuk persegi. Lebih aneh lagi bentuk hape tempo dulu itu aneh-aneh banget, ukurannya gede, belum lagi ada antenanya juga. Lebih mirip security ketimbang eksekutif muda hihi. 5 tahun kemudian hape bukan lagi barang yang “langka” tapi hamper disetiap tangan manusia pasti sudah mengemgam benda itu. Nah, ini ada yang lucu juga ketika seorang teman aku kembali mengingat kenangan akan hape lamanya. “ternyata jelek ya hapekuyang dulu, cocoknya buat lempar si Dogi, tapi entah napa dulu kagak nyadar klu tu hape aneh banget bentuknya” kenang kawanku yang membandingkan bentuk hape sekarang yang jauh lebih elegan bentuknya. “jadi nyesel dulu sering berlagak sok patent dengan hape model ginian.” Ungkapnya nyesal.
Lain halnya dengan pengalamanku. Jangankan menyentuh hape, sejak kecil aku selalu lewat didepan toko mainan anak-anak dan aku hanya bisa memandang sebuah telepon mainan dari balik kaca. Aku selalu bermimpi agar bisa memiliki telepon boongan itu, tapi tabunganku belum cukup untuk membelinya. Mau minta sama orang tua, aku tidak tega, apalagi gaji ayahku sebagai seorang guru tidak cukup untuk menyanggupi keinginanku itu. Akhirya untuk menghibur keinginanku itu, setiap pulang sekolah aku selalu menyempatkan waktuku untuk singgah dan menatap telepon itu dan menyimpan kememori otakku, agar ketika malam tiba saat aku hendak kepulau kapuk. Aku bisa memimpikannya dalam mimpi indahku.
Akhirnya keinginanku itu berlalu seiring bertambah usiaku. Aku sudah 12 tahun tapi belum menyentuh dan tahu cara mengoperasikan telepon. Ketika beranjak usia 15 tahun untuk pertama kalinya aku mengunakan telepon yang ada dirumah kakekku yang tergolong kaya raya. Betapa bahagianya aku saat disebrang telepon seorang ibu bilang” wah suara kamu bagus banget”. Sejak saat itu aku baru sadar kalau suaraku bagus. Apalagi setiap aku menerima telepon, abang-abang tetangga yang main kerumah kakek selalu menyempatkan diri untuk mendengar suaraku. Weks hiihi.
Suatu hari ditahun 2003, kawan k’linda memberikan kesempatan bagiku agar bisa memegang hape. Tak terkira betapa bahagianya aku saat itu. Rasanya seperti pengusaha yang sering aku lihat dimajalah. Oleh k’isra aku diajarin cara aktifin hape, tekan tombol hingga mengirimkan sms. Mungkin, k’isra ga pernah tahu bahwa saat itu aku begitu gemetaran saat memegang hape, rasanya jantung ini hampir copot. Soalnya aku takut jika hape yang aku pegang terjatuh. Norak banget kan? Apalagi saat itu ada cowok cakep yang melintas didepanku dan melihatku, padahal dia ga tahu kalau aku “sok pintar” mengoperasikannya. Padahal aku cuma pelototin hape doank.
Ada yang lebih parah dari aku, yaitu k’linda dan sepupuku hera. Hamper tiap malam mereka kumat gila hape. Mungkin kalau emaknya Andrea Hirata melihat situasi mereka, pasti akan di bilang kalau kedua sodaraku itu mengidap pneyakit gila no 4. coba kamu bayangkan kawan, botol bedak mereka “palsukan” jadi sebuah hape. Maklum anak kos, untuk makan 1 bulan aja sudah kocar-kacir. Mereka akan gila-gilaan acting hingga membuat aku mau muntah. Apalagi saat sudah masuk akhir bulan, mereka akan cari kesibukan untuk menghilangkan rasa lapar dengan hal aneh itu. Tak jarang kalau aku sudah melihat gelagat yang aneh dari mereka, maka aku lebih memilih pergi. Namun, itu hanya berlangsung 6 bulan,karena akhirnya hera berhasil mengumpulkan duit untuk beli hape. Tapi lebih parah lagi, karena dia hanya bisa bermain game dengan hape baru. Masalahnya harga kartu perdana saat itu SIM Card Simpati Nusantara dari Telkomsel harus dibeli dengan harga Rp. 200.000 dan telah tersisi Rp. 100.000 pulsa pada saat itu, mahal benar memang kalau kita bandingkan dengan sekarang dimana harga kartu perdana sekarang cuma Rp. 8.000. Betapa malangnya nasib sepupuku kala itu. Aku masih ingat ketika mereka berputar-putar mencari simcard dengan harga murah, tapi murahnya cuma beda 5 ribu rupiah. Akhirnya setelah puasa jajan selama 2 minggu, hera berhasil mendapatkan kartuperdana, dan ternyata setelah dirumah dia barusadar nomornya itu berakhiran tanggal dan bulan kelahiran kakakku. Mungkin wajar karena mereka adalah pasangan “gila hape” penghuni kamarku.
Nasib baik belum berpihak padaku, dan ini sungguh membuat aku bersumpah bahwa suatu hari aku akan memiliki hape. Apalagi sikakak sudah membobol tabungannya. Jadilah mereka berdua “orang paling kaya”, sedangkan aku sering ditertawakan karena masih gatek. Lebih parah lagi aku tidak boleh terlalu sering menyentuh hape mereka. Pernah suatu malam, aku nyolong 1 sms dari hape kakakku untuk mengirimkan sms keradio kesayanganku. Padahal aku sudah mau gila digigit nyamuk demi menunggu kedua mahkluk itu tertidur. Puas rasanya berhasil mengirimkan sms, tapi keesokan pagi aku langung kena damprat dari k’linda karena dia tahu aku telah menggunakan hapenya dari sent item yang tertera dihape. Buatnya 1 sms yang bernilai Rp. 350 sangat berharga.
Seringnya aku tertindas oleh kedua kakakku, membuat aku semakin sedih. Namun, setelah Tsunami, karena anjuran ibuku. Membuat sikakak harus merelakan hapenya aku pegang, karena aku lebih duluan balik kebanda aceh. Tepatnya diawal februari 2005. gempa susulan yang sering terjadi membuat ibuku was-was akan keadaanku. Apalagi aku harus mengurus status kemahasiswaan kedua sodaraku itu di universitas syiah kuala, jadinya hanya aku saja yang berada dibanda aceh. Apalagi pasca tsunami, telkomsel mengratiskan biaya untuk masyarakat, sehingga komunikasi saat itu sangat terbantu. Bahkan karena simpati, telah membuat ibuku dan warga kampung sedikit lega karena informasi keadaan anak-anaknya yang kuliah dibanda aceh. Entah bagaimana kalau tanpa telkomsel yang mau berbaik hati.
Hape pinjaman dari sikakak, langsung aku manfaatkan untuk mencari tahu keberadaan salah seorang penyiar favorit aku yaitu Deni Prasetya. Aku belum sempat berterimakasih padanya karena selalu mau mendengarkan curhatku, saat aku telepon off air keradio One. Biasanya aku memanfaatkan telepon ibu kos sambil mengumpet dibalik lemari. Bahkan aku belum sempat memberitahukan kedia bahwa ada seorang penyiar yang bersuara sama dengannya di sebuah radio lain. Aku ga tahu apakah dia selamat atau tidak, tetapi aku terus berusaha mencari informasi kekoran. Hingga akhirnya suatu sore, saat aku sedang mendengarkan radio Visi FM, aku mendengar sebuah kalimat yang sangat familiar ditelingaku “malaikat kecil” dipenutup cerita yang ia bawakan. Suntan saraf-saraf otakku mengirimkan pesan agar aku langsung menelpon si pemilik suara itu. “b’Deni kan?” Tanyaku penuh harap, dan ternyata benar bahkan Deni Prasetya adalah Hendra yang juga merangkap di 2 radio. Betapa leganya hatiku saat itu. Sekali lagi karena kartu simpati yang aku gunakan meskipun hanya nebeng punya kakakku.
Sejak b’Deni meminta nomorku akusempat gelalapan ga hapal no k’linda. Hingga akhirnya k’linda balik kebanda aceh dan mulai menyita hape miliknya. Lebih parah lagi ketika aku menerima sms atau telepon dari b’deni, kakakkupasti mensortir dulu is isms, bahkan ketika telepon darinya berdering si kakak akan melarangku untuk mengangkat telepon. Kesel sekali karena merasa diawasi setiap menerima telepon, pernah aku kabur kekamar mandi saat menerima telepon, biar sikakak ga nguping kalau aku sedang berbicara ditelepon.
Maret 2005 akhirnya aku memutuskan mengambil tabunganku untuk membeli hape Sony Ericsson T 630i. sedih rasanya kala 1,8 juta ludes untuk membeli hape, belum lagi mengingat perjuangan menahan lapar saat teman-teman makan dikantin. Tabungan selama 3 tahun itu habis dalam sekejab. Hanya 50 ribu saja yang tersisa dibuku tabungan biruku. Karena ibuku pernah berpesan bahwa kalau sudah punya hape harus menggunakan simcard simpati karena telah berjasa kala Tsunami. Langung saja aku membeli kartu prabayar Simpati Telkomsel, yang juga merupakan kartu prabayar GSM isi ulang pertama di Indonesia, bahkan di Asia yang diluncurkan Tahun 1997, saat ini sudah dipakai lebih dari 11,8 juta pelanggan atau 45% dari pengguna kartu prabayar di seluruh Indonesia. Apalagi Kartu Simpati itu banyak diminati karena jaringannya sudah menjangkau seluruh kota dan kabupaten hingga pelosok tanah air.
Nasibku jauh lebih baik dari kakak dan sepupuku. Karena harga simcard sudah sangat murah. Saat itu teringat iklan di televisi, saat acara peluncuran Simpati 10 Hoki, kartu perdana Simpati edisi baru yang memberikan 10 keuntungan bagi penggunanya. pelanggan akan mendapatkan produk dengan harga terjangkau yang dilengkapi berbagai keuntungan termasuk bonus pulsa untuk SMS, menelpon dan download konten. Paket perdana Simpati 10 Hoki, semakin lengkap dalam memberikan kenyamanan berkomunikasi sekaligus berbagi bonus. Hanya dengan harga Rp25.000 (sudah termasuk PPN 10%), aku telah menikmati benefit senilai Rp61.500 (terdiri dari pulsa perdana Rp15.000 dan bonus Hoki Rp46.500). Sedangkan untuk menikmati free-Content, pelanggan cukup mengetik "hoki ramal/ hoki ringtone/ hoki gambar" dan kirim ke 1818. Dan untuk mengecek informasi Free-content, cukup ketik "hoki cek" dan kirim ke 1818.
Itulah awalnya bakat-bakat iklan sudah terpatri padaku. Aku masih ingat kotak hitam yang membungkus simcard baruku. Aku masih menyimpan kotak itu.


kotak simcard simpati nusantara edisi tahun 2005

Mungkin aku karma karena mengatakan kedua sodaraku itu mengidap penyakit “gila hape”. Karena sejak aku memiliki hape, selain jadi miss. Telkomsel. Aku juga dikenal sebagai Miss. ganti-ganti kartu. Tetapi meskipun begitu no yang aku gunakan hanya 1 yaitu 081360306284, tetapi sayang 1 tahun yang lalu nomor itu tiba-tiba heng rusak, tidak bisa aku gunakan lagi. Padahal 3 tahun kartu simpati itu telah menemaniku termasuk nomor yang paling hoki, karena aku masih ingat ketika dipanggil test audisi penyiar radio aku menggunakan nomor itu, bahkan aku kala aku menjadi tentor disalah satu bimbingan belajar terfavorit dibanda aceh, kartu itu telah menjadi saksi bisu akan keberhasilanku selama ini.
Sebenarnya aku punya alasan hobi membeli kartu perdana. Apalagi tempo dulu untuk mengisi pulsa masih sangat mahal. Tidak seperti sekarang bisa isi pulsa dengan nominal 10 bahkan 5 ribu. Persiapan untuk menelpon dosen ketika konsul untuk makalah kolokium, ataupun mengucapkan selamat ulang tahun untuk kawanku melalui radio,membuatku harus menyiapkan pulsa lebih. Tak ayal membeli kartu perdana yang relatif murah harganya menjadi pilihan. Bahkan, kalau aku harus menjawab pertanyaan dari siswa-siswaku yang ikut bimbel otomatis aku telah punya stock kartu. Tinggal buka bagian belakang hape dan langung ganti kartu. Tak jarang teman-teman mengira aku memiliki 3 hape karena dalam waktu 5 menit aku telah menggunkan 3 nomor sekaligus. Padahal mereka tidak tahu kalau aku telah begitu lihai dalam membongkar pasang hape.
Tetapi ada yang menarik, saat itu sahabatku yang penyiar radio itu ulang tahun tanggal 28 Mei, 2 hari selang dengan ulang tahun Telkomsel. Kebetulan saat itu saat mengecek pulsa *888# setelah jumlah pulsa yang aku miliki dibawahnya tertera “dalam rangka ulang tahun telkomsel yang jatuh pada tanggal 26 Mei, maka pelanggan telkomsel akan mendapatkan gratis menelpon kesesama pelanggan telkomsel selama * hari.” Aku lupa berapa hari kalau tidak salah 6 hari. Kesempatan itu tidak aku sia-siakan untuk mengucapkan selamat ulang tahun untuk b’deni si malaikat kecil itu.
B’deni adalah salah satu saksi akan hobiku itu, karena setiap aku membeli kartu baru, pasti dia orang yang pertama yang aku telepon. Hingga suatu hari dia bilang ”Na. abang udah bingung mau save nomor nana dihape, soalnya Nana asik ganti nomor mulu sih. Ntar kalau mau nelpon ga mungkin dunk abang harus cek dari 20 kartu yang udah nana gunakan.”protesnya.
Terkadang aku begitu kasihan melihat hapeku yang sudah menjadi lusuh karena dalam 1 hari aku bisa mengganti kartu sampai 5 kartu. Tergantung kebutuhan nelpon juga sih. Makanya aku hapal semua produk yang dikeluarkan oleh Telkomsel, dan aku tidak pernah melewatkan iklan yang aku lihat dari TV ibu kos aku.
Tanpa aku sadari aku telah mengoleksi lebih dari 237 kartu simpati, semuanya lengkap. Mulai dari edisi simpati Hoki, simpati ekstra, simpati JITU, simpati PeDe hingga simpati PeDe 13 yang sekarang telah berubah covernya menjadi warna perak, sipmati pede sebelumnya berwarna merah. Yang pasti lengkap dengan content dan pelayanan yang luarbiasa. Kartu-kartu tersebut aku simpan sampai sekarang, meskipun tidak selengkap dulu lagi. Karena februari 2009 kemaren kamar kos aku kebanjiran, aku sangat marah karena memilih tinggal dikawasan kosan yang ternyata rendah dan tidak ada saluran selokan. Yang menyebabkan laptop, bahkan hape bererta 4 kotak koleksi simcardku juga ikut terendam banjir. Yang pertama kali aku cari saat aku membersihkan kamraku adalah mencari kartu-kartuku yang telah tercecer diair banjir. Susah payah aku mengumpulkan 237 kartu itu, aku tidak mau kehilanganmemori yang sudah terekam dari setiap sms yang aku simpan di sim archive simcard. Meskipun kartunya sudah tidak aktif lagi, tapi diwaktu senggang aku bisa memasukkan simcard tersebut untuk sekedar membaca sms yang pernah dikirimkan oleh mantan pacarku.
Susah payah aku mengumpulkan akhirnya hanya 1 kotak kartu yang berhasil aku kumpulkan. Ini dia fotonya

Foto kartu simcard pasca banjir

Sebenarnya ada banyak cerita yangtersimpan dalam simcard itu, aku hampir menangis saat aku belum menemukan 2 kartu simpati yang pernah punya kenangan yang tidak akan terlupakan. Apalagi hapeku juga ikut terendam, padahal record suara mantanku dan ucapan selamat ulangtahun yang diucapkan disebuah radio tepat ketika tanggal 4 oktober 2006 ketika bulan ramadhan. Sampai saat ini aku akan terus menyimpan hape kesayanganku yang telah menemaniku selama 4 tahun. Dia pergi tepat dihari ulangtahunnya. Padahal aku tidak akan pernah menggantikan posisi hape itu dihatiku, meskipun aku sering kewalahan menghadapi penyakit tua yang telah merasuki nya yang disebabkan oleh ulahku yang sering mengulik bagian belakang hape untuk mengganti kartu. Tapi hapeku tetap setia. Semuanya berawal ketika aku bersembunyi dikamar mandi saat pacarku menelpon tengah malam. Dulu belum ada tariff simpati pede, jadi kalau mau nelpon murah harus tunggu jam 11 malam, jadi sambil menunggu tidur. Kebetulan kakakku yang lagi tugas pra jabatan dibanda aceh,makanya dia nginap dikosan aku. Otomatis aku harus bisa memastikan ia sudah tertidur pulas. Setelah aku mensilentkan hape, langsung aku kabur dan biar kakak tidak curiga aku menyiramkan air dikamar mandi biar kelihatan lagi pipis, nah rupanya aku lupa klu hape aku letakkan disaku baju dan akhirnya “plung” hapeku jatuh ke bak mandi. Gelalapan aku jadinya, tapi syukurlah hapeku masih baik-baik saja. Sama ya bandelnya dengan empunya. Tapi konsekuensinya adalah layar wallpaper hape menjadi buram, jadinya kalau mau baca sms harus ketempat yang agak teduh jauh dari sinar matahari. Penderitaan belum berakhir jika sedang membaca sms,maka untuk balik kemenu awal sangat susah. Tapi aku tidak kehilangan akal, karena aku punya trik JITU yaitu setelah baca sms, kursosnya aku naikkan tepat dinomor pengirim sehingga akan tertekan call, dan itu akan membuat bisa balik kemenu awal. Bahkan saking getolnya aku mempertahankan hapeku, bos dikantor ampe marah-marah karena kadang aku agak lama membaca sms dan kurang jelas karena factor layar buram. Seandainya banjir itu tidak datang, dan aku tidak sedang mencharger baterai yang membuatku meletakkan hapeku di dekat buku yang baru aku baca, mungkin aku tidak akan kehilangannya.
Kawan, mungkin kalian penasaran apa sih cerita yang sangat berharga buatku sampai aku harus mengorek Lumpur agar aku menemukan kartu simpati yang berakhiran angka 928 di ujungnya. Ini ni ceritanya.
Kalau kebanyakan cewek-cewek pada ketakutan jika ditinggal sendirian dirumah, apalagi jika rumahnya lumanyan gede, tapi hal itu ga berlaku buat aku. Rumah dengan 7 kamar, ditambah ruangan tamu yang bisa menampung 15 orang, belum lagi dapurnya yang luasnya bisa untuk main futsal dikala hujan hihi. Pada saat teman-teman aku pada mudik ke Meulaboh, Bireuen, Aceh selatan ketika ramadhan tiba, sedangkan aku tidak terpaksa batal mudik karena terbentur jadwal kerja di radio. Tapi, aku samasekali tidak bersedih justru aku merasa sangat bahagia. Meskipun aku sampai bengek ngepel lantai rumah setiap pagi, itu ga jadi masalah. Bahkan pernah suatu hari ketika kawan ngantarin aku pulang kerumah. “busyet ke! Berani tinggal sendirian dirumah? Segini gede rumahnya tapi ke cuma senyam-senyum. Kalau ga berani ntar boleh kok nginap dirumah aku.” Ujar temen aku dengan raut muka yang penuh keheranan. Belum tau dia betapa menyenangkan tinggal sendirian dirumah. Malah aku berharap teman-teman yang lagi mudik, betah dikampungnya kalau perlu ampe lebaran idul adha disana. Mau tau kenapa?
virus coklat tai kambing sudah merasuki diriku. Btw yang lagi baca ada yang kagak ngerti ya istilah virus ini? Hihihi itu virus jatuh cinta kawan!
Kala itu September 2007, entah mengapa ramadhan kali ini aku begitu rajin menggeluti pekerjaan yang paling menyebalkan bagiku. Salah satu alasan yang membuat aku kagak betah tinggal dirumah apalagi kalau ada arisan, adalah memasak. Namun, kali ini aturan itu ga berlaku lagi bagiku justru aku begitu semangat 45 melakukannya. Alasannya cuma 1, dan aku sampai kapanpun akan sangat berhutang budi kepada simpati. Setiap 1 jam sekali aku ditelpon, mulai dari bangun sahur ampe menjelang siang komunikasi ga putus. Misalnya pas udah siang pacarku pasti nanyain “lagi ngapain cinta? Masak apa hari ini? Ehm menunya pasti Nyummi.” Nah ketahuan kan, aku tuch bela-belain masak karena serasa udah berkeluarga, jadi nyiapin makanan berbuka untuk suami tercinta. Apalagi ketika menjelang buka puasa, wuiiih seru. Jarak bukan masalah lagi, jadi kami sama-sama tau suasana buka puasa meskipun kami ga ditempat yang sama. Bayangin aja coba, saat aku lagi nyiapin menu berbuka diatas meja perasaan kayak nunggu suami pulang kerja, padahal itu cuma bohong-bohongan kawan. Masalahnya pacarku kerja diluar kota. Simpati emang paling ngerti apa yang aku mau, paling ngerti kebutuhan aku.
23.00 WIB, Yuhuiii it’s time for Miow. Miow itu panggilan saying untuk pacarku lucu kan. Kan kalau siang ga boleh pacaran ntar batal hihi. Nah, semua pada tau kan kalau jam segitu simpati punya produk nelpon murah dari jam 11 malam ampe jam 7 pagi. Jadi, ada ceritanya ni sebelum jarum pendek menunjukkan angka 11 dan jarum panjang tergeletak tepat diangka 12. kalau biasanya ibu-ibu sibuk nyiapin menu sahur di jam 3 subuh, hal itu ga berlaku buat aku. Itulah kalau udah gila ma cinta, semua kebiasan dan aturan aku ubah seenak hatiku. Nah, yang paling seru adalah saat tadarus bareng ma dia, jadi ketika aku ngaji dia perhatiin apakah ada yang salah mahkrajnya begitu juga sebaliknya. Beruntungnya diriku memiliki pacar yang jago ngaji seperti dia. Penerapan tarif ekonomis (off peak) Rp 150/ 30 detik ke sesama Telkomsel (kartuHALO, Simpati dan Kartu As) ke seluruh Indonesia pada jam 23.00 sampai dengan 07.00. Waktu bukan lagi masalah karena pake tarif murah, jadi aku ga perlu naruh jam di depan jidatku agar aku bisa menghitung waktu ang penting nelpon terus ampe sahur.
Terkadang bete juga sih, ngomong sendiri dengan telepon persis seperti orang gila. Meskipun sebenarnya diseberang sana ada seseorang yang mendengar suaraku, tetapi tetap aja rasa garing itu datang. Coba bayangin 5 jam ngobrol tapi yang ada di depan muka cuma hape doank. Dan hal itu juga dirasakan oleh Mioew, trus dia bilang kita pake 3G aja jadi bisa saling bertatapan muka, kayak diiklan gitu, (betul kan aku bilang juga apa, kami memang pemerhati iklan sejati). Namun, kali ini aku jadi sedih karena fitur di hapeku tidak mendukung. Padahal telkomsel udah berbaik hati menghadirkan layanan berbasis teknologi 3G di Nangroe Aceh Darusalam pada tanggal 17 Maret 2007, dalam rangka mendukung percepatan pembangunan paska Tsunami. Menurut info yang aku baca dari Koran, telkomsel pengen menjadikan wilayah Aceh mampu menggunakan layanan telekomunikasi sejajar dengan kota-kota maju lainnya di berbagai belahan dunia.
Aku masih ingat betul saat Mioew menceritakan padaku acara Peluncuran 3G yang ditandai dengan dilakukannya international video call antara Menkominfo Sofyan Djalil didampingi Gubernur NAD Irwandi Yusuf dengan President Director Ericsson Indonesia Bengt Thornberg yang berada di Swedia, yang menandai hadirnya era baru di mana kini masyarakat internasional dan Aceh dapat saling menyapa dan berbagi, langsung dari ponsel secara live layaknya bertatap muka.
Pernah terbersit dihatiku “ternyata ga enak jadi orang miskin, ga bisa beli hape canggih. Mau beli hape aja mesti bela-belain bawa air dari rumah, biar ngirit ga usah minum dikantin. Minumnya aja sambil pura-pura bayangin minum capucino, padahal cuma boongan.”
Eits, jangan sedih gitu dunk! Karena masih banyak cara lain kok untuk bahagiain pacar. Suatu hari, Mioew lagi dikampungnya di Sigli. Rupanya koneksi sinyal simpati di sana agak sedikit parah. Sebenarnya ada beberapa titik yang sinyalnya lumanyan bagus. Tapi mana enak nelpon pacar kalau lagi dirumah,apalagi bapaknya itu seorang ulama. Mau dikejar pake bamboo apa sama bapaknya? Pernah suatu malam dia lagi nelpon aku tapi dia agak ngendap-ngendap gitu di kamarnya. Bahkan dia bela-belain olesin oli motor dipintu biar ga berderit kalau dibuka. Yach, dia terpaksa kabur kelantai 2 rumahnya karena mesti gantungin hapenya biar dapat sinyal, terpaksalah dia berdiri diatas tempat tidur ketika sedang menelpon. Disaat lagi asik nelpon, bapaknya masuk kamar dan menyuruhnya turun untuk ngaji hihihi, lagian dia juga bandel, sejak dari pertama aku terima telepon dari seberang sana aku sudah mendengar lantunan ayat suci Al-Quran dari calon mertuaku.
Bukan Mioe namanya kalau dia nyerah, berbekal alasan mau tadarus dimeunasah dia meninggalkan rumah dan membawa seperangkat makanan. Yakin ni mau ke meunasah? Hayooo kalian mau nebak ga? Ternyata dia telah menemukan tempat yang cocok untuk dijadikan markas cinta. Ternyata dia ga berbelok ke meunasah, tapi justru ngacir kebelakang meunasah yang ada sungainya plus pohon bamboo sebagai saksi bisu. Pengen ketawa juga saat mendengar suara dia yang terputus-putus. Bab bab bib bib kerasa pacaran ma orang gagu nich. Tapi, aku ga jadi tertawa justru tambah sayang melihat perjuangan dia mencari sinyal. Merinding juga lo malam-malam berkunjung dekat sungai, kadang aku tanya itu bunyi apa? Trus dia bilang ma denger ga suara hembusan angin yang menerpa pohon bambu?. Makanya buat telkomsel, tolong dong lebih diperluas lagi jangkauan sinyalnya. Memang sih bukan untuk mempermudah hubungan orang yang lagi pacaran, tapi justru aku tahu banyak tentang desa itu dari cerita Mioew bahwa desa itu juga termasuk jauh dari pusat kota. Sayang juga masyarakat yang butuh sinyal bagus untuk komunikasi. Kadang gara-gara sinyal orang bisa rebut karena ucapan yang kurang jelas, bahkan tidak jarang ketika nelpon harus teriak-teriak biar yang diseberangtelepon dengar. Apalagi, sudah tabiat orang aceh kalau berbicara itu harus sopan, tapi kalau sinyalnya eng ong tidak jarang malah membuat orang lain jadi tersinggung karena teriak-teriak, belum lagi intonasinya yang tambah gede.
Namun, disisi lain aku malah pengen berterimakasih pada telkomsel. Karena gara-gara sinyal yang error justru bisa membuktikan bahwa pacarku setia sanget. Buktinya dia mau bela-belain kabur nelpon didekat sungai, bertemankan pohon bamboo. Belum lagi ikut dimeriahkan oleh paduan orkestra dari pasukan nyamuk.
Tetapi sayang, suatu hari saat aku mengganti kartu dengan kartu simpati yang satu lagi karena aku harus menelpon dosenku. Apalagi p’dedi Bos aku diradio, sempat ngomel-ngomel karena setiap dia mengirimkan sms untukku pasti laporan terkirim baru diterima jam 8 malam, sedangkan beliau mengirimkan jam 9 pagi. Oya, aku lupa cerita kalau aku punya kebiasaan untuk menggunakan 2 nomor abadi, yang pertama untuk seluruh nomor yang ada diphone book, sedangkan yang kedua hanya untuk orang yang paling special dihatiku. Jadi hanya pacarku dan orang-orang terdekatku yang tahu nomorku, seperti keluargaku dan sahabat terdekatku. Aku khawatir kalau ada peristiwa penting mereka tidak tahu harus menelpon kemana. Karena aku hanya memiliki 1 hape butut.
Entah kemana tiba-tiba simcard aku hilang, aku sudah mencari sampai kekolong tempat tidur, aku korek-korek tong sampah siapa tahu kakakku iseng karena dia kesel melihatku suka ganti kartu dan asik pacaran dengan Mioew. Kelelahan aku mencarinya takpernah kutemukan, hingga akhirnya di juni 2008 aku menemukannya dibawah kasur terselip dibagian lipitan kasur. Mungkin simcard itu tahu kalau bulan juni adalah moment awal aku pacaran dengan Mioew.
Sedih rasanya karena sejak aku kehilangan kartuku, aku tidak pernah lagi berhubungan dengan Mioew. Apalagi saat telkomsel meluncurkan produk terbarunya Simpati PeDe 13 tepat di hari ulang tahun Telkomsel ke-13, pelanggan simPATI mendapat kado komunikasi sangat murah yakni Rp0,5/detik setelah detik ke-13 hingga menit ke-13 ke sesama Telkomsel (kartuHALO, simPATI dan Kartu As) pada pukul 00.00 - 06.00 waktu setempat. berlaku mulai tanggal 9 Mei s.d 30 Juni 2008. Biasanya kami akan telponan ampe telinga panas, malahan beberapa kali harus charger hape karena baterai habis. Kini, aku hanya bisa tersenyum dan menatap ketikan tarif yang biasa aku ketik dan aku berikan untuk Mioew.
Kadangkala aku hanya bisa menatap baliho iklan-iklan telkomsel mulai dari kartu AS, kartu Simpati yang aku gunakan saat ini. Apalagi sejak banjir tempo hari, aku harus menggantikan hapeku. Sekaligus telah mengikis “hobi” lamaku, sebab aku kesulitan membuka hape sehingga tidak bisa menggunakan kartu yang baru. Beberapa kali aku mencoba mengamati dan mencari dimana celah yang bisa dicungkil. Fenomena ini membuatku harus “puasa” dari produk-produk telkomsel. Dan itu berlangsung sampai april kemarin. Kakiku yang lasak, tidak sengaja terkait dengan kabel baterai hape yang sedang aku charger. Akibatnya hapeku terlempar dari tempat tidur kelantai. Akhirnya kamu bisa menebak apa yang terjadi. Bagian punggung belakang hape terlepas, bukannya shock ataupun panik karena badan hape terlepas menjadi 2 bagian, aku malah tersenyum penuh bahagia karena akhirnya bagian yang sudah lama aku pelototin, harus menyerah pada keadaan. Hihihi padahal biasanya susah nian melepaskannya.
Aku tidak menyia-nyiakan kesempatan ini. Sudah bisa kalian tebak kalau “penyakit lama” yaitu hobi ganti kartu langsung terlintas di otakku yang brilliant. Aku mengeluarkan sebuah kartu AS Press yang sudah lama aku simpan, yang aku beli dengan harga 6 ribu rupiah. Keesokan paginya aku bingung tujuh keliling, aku ga bisa ngirim sms padahal pulsaku masih banyak. Tidak hanya itu, yang membuat aku tambah heran kok ada sms dari mantanku dulu? ternyata eh ternyata aku salah masuin kartu. Yang aku masukkan adalah kartu lama yang aku simpan dikotak hitam yang berisi ratusan kartu. Aku salah ambil kartu dan lebih parahnya lagi hapeku ga bisa terbuka lagi. Panik sudah pasti, apalagi aku dah janji dengan kawan. belum lagi jam 10.00 aku harus mengikuti test guitar orkestra, dan aku ditegur olehnya, bahkan dibilang kedisiplinanku bisa dinilai dari kedatangankuyangtelat 5 menit. Padahal dari jam 9 aku sudah sampai di seputaran kampus Darusalam.
Keterlambatanku disebabkan karena aku nyari counter hape yg bisa menolongku membuka hape yang telah “membungkamkan mulutnya” dan menelan kartu AS lamaku. Toko-toko voucher tapi ga da yang bisa membukanya. Namun, aku tidak kehilangan akal, malahan aku tidak amblil pusing dengan omelan bang Arie, yang merupakan direktur guitar orkestra. Yang lebih parah pada saat diwawancara aku sempat-sempatnya minta tolong ke dia agar bantuin membuka hapeku hihihi
Akhirnya aku wara wiri lagi kesimpang galon Darussalam, anak yang aneh memang. Pandanganku tertuju kesebuah counter hape, karena aku percaya mereka pasti ngerti, karena sering berkutit dengan hape. Namun aku ga mungkin langsung nyuruh mereka bukain hape, terpaksa beli pulsa 10 ribu rupian biar ga nampak tidak ada modal, atau kurang kerjaan kerjaan. Dengan pandangan penuh tidak keyakinan, aku memoyongkan mulutku 5centi dan meicingkan mataku. Aku curiga jangan-jangan dia operator amatiran. Aku hamper menjerit kala dia mempretelin hape. Tapi Akhirnya perjuangan pun berakhir yuhuiiiiiiiiiiiiiiiii hapeku terbuka. Sejak saat itu aku pun kapok ganti kartu lagi.
Pengalaman telah mengajarkanku agar tetap setia pada 1 pasangan saja. Berjuta cerita telah aku lalui bersama telkomsel yang mengajarkan sebuah pesan moral yang akan terus menjadi bagian mozaik dalam kehidupanku. Bahwa cinta itu tidak akan pernah pudar takkala kita selalu memberikan yang terbaik dan mengerti pasangan kita. Belajarlah agar selalu bisa memberi bukan untuk menerima, bagaimanapun sebuah cinta akan terus langgeng takkala ada sebuah kepercayaan yang terus dijaga. Apalagi ketika cinta itu hadir dari hati, sebuah cinta tanpa syarat. karena itu TELKOMSEL selama 14 tahun tetap menjadi pilihan yang dipilih karena hati. sekali lagi SELAMAT ULANGTAHUN TELKOMSEL YANG KE 14,semoga terus menjadi bagian dari kelaurga besar Indonesia

Minggu, 10 Mei 2009

Kumbang Putri Emas…bukan sekedar Legenda di negeri matahari terbit jepang…

Kumbang Putri Emas…bukan sekedar Legenda di negeri matahari terbit jepang…

Pernah denger legenda Kumbang Emas ga??? Legenda menyedihkan dari Jepang…mungkin banyak yang belum tahu apa rahasia dibalik legenda tersebut. Namun ada pesan moral yang terpatri disana…meskipun hanya dongeng tapi toch legenda tersebut sering dialami dimasyarakat dunia, bahkan Indonesia. Ga percaya oke Here we Go…

Zaman dahulu sebuah tempat yang bernama Kabutoyama Jepang. Ada seorang putri cantik dari keluarga bangsawan yang bernama Putri Kumbang. Saking banyaknya orang yang mendekati karena terpesona oleh kecantikannya yang luarbiasa, orang tuanya memberikan hiasan rambut yang berbentuk tanduk. Ada seorang pendekar yang cintanya ditolak oleh putri kumbang, walaupun pendekar itu menulis seratus surat cinta dan datang menemuinya seribu kali, sang putri tetap tak mau meliriknya sama sekali… (uuh sombong ya putrinya??) eit jangan negatif thinking dulu dunk…penasaran oke kita lanjut ceritanya…nah akhirnya sipendekar ilang kesabarannya, sebel dunk dicuekin. Sampai kemudian dia memutuskan menculik sang putri,…lalu membunuhnya digunung…kemudian roh putri kumbang menjadi kumbang gunung dan sampai sekarang pun masih berkelana didalam gunung..uuuh mengerikan bukan???

Oke now let’s think baby…apa penyebab siputri begitu angkuhnya??? Menoleh sekalipun ga mau…apa yang terjadi setelah pendekar tersebut membunuh??? Apa yang akan terjadi seandainya ia mau bersabar sedikit lagi dan mencoba mengerti dan menahan emosi sesaat???

Ternyata semuanya berakhir dengan begitu menyedihkan…padahal semuanya berawal dari cinta…seandainya pendekar tersebut terlebih dahulu mencari fakta dan alasan mengapa putri bersikap demikian…seandainya pendekar tersebut tahu bahwa sebenarnya Putri kumbang juga menyukai pendekar itu, tapiii….orang tuanya menentang perkawinan mereka, sehingga untuk menghalangi mereka, orang tuanya memakaikan hiasan rambut kutukan yang membuat sang putri bisu…

Legenda tersebut terjadi ratusan tahun yang lalu, namun hingga saat ini sering terjadi hal-hal yang similar dengan legenda tersebut, kuncinya adalah salah paham. Sama seperti putri tadi, bukan ia sombong pada saat sang pendekar memanggilnya, namun ternyata ia bisu dan ia sama sekali tidak pernah menerima pesan tersebut…ketika logika tak mampu lagi menganalisa….begitupun dengan persahabatan semuanya terasa indah, bahkan ketika saling mengagumi, ketika mulai tumbuh kebersamaan..namun seringkali karena salah paham, lebih mendengarkan informasi lain yang langsung dipercaya tanpa mau mencoba untuk mencari bukti terlebih dahulu…atau lebih parahnya lagi, kesalahpahaman atau informasi yang salah dari pihak lain membuat kita kalap dan timbul perasaan benci yang tidak sepantasnya kita tujukan untuk sahabat kita, akhirnya kita mengambil langkah sempit dan picik sehingga persahabatan yg tulus harus berakhir tanpa alasan…sehingga kita menipu diri sendiri saat berusaha untuk melupakan kebaikan dan kenangan yg pernah ada, dan membohongi perasaan hati yg sesungguhnya…mungkin buletin ini bisa menjadi pelajaran berharga buat siapa aja, bahwa kesiapapun dia keteman2 kita kesahabat kita, kepacar kita, memberi waktu adalah 1 hal yang paling berharga yang bisa kita lakukan, karena itu disaat aku menulis buletin ini sebisanya aku akan memberikan waktu untuk seseorang yang memerlukan diri aku dan aku rasa kamu juga bakalan seperti itu….

(Closing With: Jim Brickman with I see The Moon…bye bye)

malaikat kecil

Mudah bagi Sangat Tuhan untuk melakukan hal itu

Mudah bagi Sangat Tuhan untuk melakukan hal itu

Koetaradja, penghujung Desember 2008

ngambek, marah2 ma Tuhan, mogok ga shalat, ga mu ikut pengajian meskipun ustazahnya dari makasar, tidur, alarm di matiin. Narik selimut bangun siang trus nguurung diri menyesali nasib

Yach itu yang terburuk yang aku lakukan, jika aku sudah diambang batas kesabaran. Sebenarnya aku punya banyak alasan mengapa melakukan itu, artinya bukan karena 1 masalah sepele aku langsung kek gitu engga lah iman aku ga serendah itu. Jadi sebenarnya tahun 2008 membuat aku banyak belajar dan aku mengangap bahwa cobaan dari Tuhan adalah training langsung dari yang maha esa, yang membuatku mampu mengarungi dunia ini, aku tahu Tuhan punya rahasia khusus untukku. Tapi........... ternyata awal bulan 12 ini tgl 13 hingga akhirnya hari sabtu saat temen aku bilang pak Khairan ke Jerman Na, bu sheila juga kul keluar jadi ada 8 orang yang berangkat. Oh my God, kenapa hal ini justru terjadi disaat aku sudah melepaskan peluang yang selama ini aku raih, hanya untuk menyempurnakan pelangi itu??? Aku langsung shock sedangkan ruwaida udah nangis karena ga bisa ujian tgl yg sudah ditentukan, Jumi masih aja sibuk minta dikoreksi makalah dan minta agar aku menyiapkan kira-kira pertanyaan apa yang bakal ditanya saat sidang. Aku hanya Sangak mendengar itu semuanya, hingga akhhirnya tini bilang ”jadi kita pergi”?? Trus aku bilang engga aku akan nunggu p ilham, tapi mereka langsung senyum2 salah paham dikirain aku sering konsul karena tu bapak udah ganteng alim genius lagi, engga bukan itu alasanku, tetapi aku melihat aura keihklasan dari beliau. So, akhirnya aku mutusin ikut Djunet & tini ke Fun land mereka gila2an disana, aku ga tertarik meskpun kata mereka bisa ilangin stress, menurut aku yang ada malah buat aku stress, Cuma pas ada mobil balap2an aku baru tetarik, tapi jangan harap aku bakal bisa melepaskan mumet yang ada dikepala, aku hanya bilang, Tuhan belum cukup engkau ”mengerjaiku”??? Seandainya bukan karena teringat akan ibuku aku ga akan gila seperti ini mikirin tahap akhir itu, jujur aku tidak pernah menangis lagi akan semua cobaan ini, aku bilang” Tuhan, aku sudah lelah terserah Tuhan mau memberikan cobaan apa, airmataku sudah kering, tapi untuk yang satu ini, aku mohon hanya ini yang bisa kupersembakan untuk orang tuaku. Aku tahu ribuan alasan akan kesialan nasibku, dan perfectnya thesisku, serta ratusan luka dihati takkan bisa dan tak ada gunanya kujelaskan hingga pengkhianatan sahabatku ketika aku di pekanbaru, yg menyebabkan aku terlunta2 di lab penelitian itu. Yang membuat aku harus bertapa hingga magrib dengan ramuan kimia mematikan itu, hingga kami juga dikerjain oleh ketua jurusan dosen kami sendiri, gembok kunci Lab di hilangkan, dan kami kelimpungan berdua dgn fitri ditengah magrib di kampus yg mengerikan itu...ribuan tinta takkan mampu melukiskan betapa hidup ini adalah perjuangan, dan aku rasa klu Andea Hirata sukses dengan laskar pelanginya, mungkin cerita kami ga jauh mengerikan dan menyesakkan seperti mereka, hanya karena kegilaan kami yg berusaha tertawa tapi justru kami sebenarnya sangat rapuh seperti rapuhnya material yang terkena asam sulfat, tanpa ampun akan meleleh.

Tuhan aku sudah sangat terbiasa dengan cobaan darimu, hingga akhirnya aku belajar dan percaya bahwa pelangi itu akan datang, disaat aku tak pernah menduganya.....

Tapi Tuhan aku hanya ingin bertanya mengapa ini seolah2 tumbal??? Aku tidak tau harus bilang apa??? Setiap 1 langkah hampir kutempuhi, selalu saja ada alasan Engkau Tuhan untuk menggagalkannya, aku bingung Tuhan mengapa aku begitu gampang meraih yg lain, tetapi untuk yg satu ini aku terus mendapa sial...aku hanya ingin memberikan ini sebagai kado terindah untuk ibu dan ayahku hanya itu Tuhan, hanya itu yang membuatku sanggup karena aku ingin melihat senyum dimata orang yang sangant kucintai...aku selalu belajar Tuhan! dan percaya saat itu akan segera tiba Tuhan...tapi kapan???

Malam itu, untuk pertama kali aku ngambek ga mau salat, aku bilang untuk apa?? Toch Tuhan tidak pernah adil untuk aku, Tuhan tega setiap saat mempermalukan aku, Tuhan selalu mengerjaiku dgn ujiannya yg bertubi2 dikala aku sabar dan selalu memahami bahwa”oke Tuhan aku tau bahwa Tuhan tahu yg terbaik untukku” tetapi baru 1 menit aku bilang hal itu, Tuhan engkau langsung mengerjaiku dengan yg lain.

Sore itu tumpahlah airmata yang selama 2 tahun aku pendam akan sebuah mimpi yg akan kupersembahkan untuk orang tuaku, sebenarnya aku sengaja tidur karena aku masih menahan agar aku jangan sampai menangis, tetapi jam 7 malam mamaku menelpon trus beliau menanyakan tengtang berita yang keberitahukan kepada kakakku Linda, aku hanya diam, trua mamaku bilang”sabarlah, Jangan menyerah pada takdir nak. Trus aku bilang ini kutukan dan tumbal, kataku sambil menangis, dedek ga mu salat, dedek sudah abis kesabaran, mamaku menanyakan apa aku sudah makan? Aku bilang aku ga mau makan...jelas ibuku sangat kecewa, tetapi beliau juga mengkhawatirkan keadaanku beliau tau klu aku sudah ngambek dan sudah marah aku pasti akan tidur tanpa mau makan, beliau sangat khawatir karena aku penyakitan dan beliau tau klu sakitku sering datang, makanya melihat aku yg tidak mau mengkonsumsi obat, susu, tidak pernah cek kedokter lagi membuat ibuku khawatir aku akan tumbang lagi, (di blog terdahulu aku pernah bilang klu aku bisa bertahan ampe sekarang adalah keajaiban, bagaimana tidak dari TK aku sudah sering sakit2an, mulai dari kencing manis dan kecelakaan2 yg menimpaku, banyak yg memprediksikan usiaku tak lama).

Well, aku balik lagi kemalam itu, aku nangis semampuku trus aku telpon angki, tapi aku ga bisa ngomong, angki bilang sabar na, bang andi juga, semua aku sms sahabat2 tedekatku. Mereka ngasih support, (tapi disaat begini aku merindukan seseorang yg terlalu cepat pergi meninggalkan aku, aku tahu hanya dia yg mampu tenangin aku. Tapi ya sudahlah dia bukan milikku lagi)

Aku bilang ke bang andi, aku bisa maklum dan sangat mengerti mengapa Alu bisa gila seperti sekarang, yach aku bisa mengerti karena ketika impian dia hampir dia raih dia tersendat oleh keuangan, meskipun dia cerdas. B’andi langsung tertawa ketika aku bilang bisa aja aku bakal seperti Alu, jika Tuhan selalu ”mengerjaiku” seperti ini. Jujur aku belum pernah menangis seperti ini, hingga aku sadar akan kalimat angki” bahwa Tuhan mencintai nana, dan Tuhan sangat tahu akan kesanggupan hambaNya, artinya Tuhan punya rahasia yang tak bisa ditembusi oleh akal pikiran kita. Ya kurang lebih kek gitulah soalnya dia sms in english, plis dach bro mataku dah kabur minus 1 sms english lagi, miss u bro. Yups bener juga apa yg angki bilang, jam 11 aku udah baikan, trus salat ngaji, pokoknya aku mulai ambil buku dan laptop malahan aku udah buat seseuatu untuk planning ke Aussie ma padang. Aku sadar bahwa ”terlalu gampang bagi Tuhan untuk memberikan apa yang kita inginkan, tetapi tuhan punya sesuatu untukku dan aku tidak pernah tahu apa itu hingga saat itu tiba” Tuhan pasti menginginkan aku meraih mimpi itu dgn sempurna, artinya setiap orang mungkin sangat mudah mendapatkan hal itu, tapi nilainya standar, tetapi Tuhan punya rahasia bahwa ada seseuatu yang indah yang akan kutempuhi menuju detik2 mimpi itu. Buktinya hanya 5 jam aku bersedih dan nangis ungkapan kesedihan 2 tahun. Trus selanjutnya aku udah sibuk dgn laptopku. That a reason why my father call me Ratna Sari (taken from sangsakerta language and from the Hero moeslim from Java retno mean Diamond, Sunny that mean Briliant, Bright”).

22 Desember 2008

hari ini aku mendapatkan rahasia yang kedua bahwa, Tuhan mengajarkan agar aku lebih bijaksana, malam ini aku mendengarkan record dari Radio Djati FM, biasanya aku paling malas denger radio itu, lantas ada suara DJ dalam rekaman itu yang mirip banget dgn suara Denni salam, tapi seperti DJ dari jakarta, dan aku sepertinya familiar apakah itu dari ESQ ari ginanjar, yg jelas aku ga tahu, tapi cerita yang dihadirkan adalah cerita yg sudah aku baca berulang2 pertama kali aku dengeri siaran b’Deni radio One, trus dari majalah islam, yaitu kebohongan ibu. Dan jujur aku terpana dengan intonasi dan style yang dibawakan oleh dia, aku penasaran record dari mana, karena aku tau bukan orang2 biasa yg melakukannya, hanya orang2 tertentu yg bisa, aku tersentuh dgn cerita itu karena bagaimanapun selama ini cerita2 ttg mama, kehidupan, dsbnya aku hanya tersentuh jika dibawakan oleh 1 orang saja, yaitu deni radio One FM ga da yang bisa seperti dia. Nah setelah 22 tahun aku hidup dibumi, setelah sekian lama aku dilahirkan dari rahim ibuku untuk pertama kali aku merasakan getaran yg luarbiasa bahwa mengapa baru sekarang aku begitu mencintai ibuku, aku sayang ibuku tapi hanya sekedar karena aku anaknya, tapi hari ini aku belajar bahwa Tuhan tahu saat yg tepat kala aku bisa belajar memahami bahwa Tuhan tahu kadar nilai cintaku untuk ibu, rahasia yg aku peroleh bahwa aku sadar bahwa disaat sulit seperti ini ibuku yg menjadi Hero bagiku, menjadi penyejuk bagiku, yg selalu memberiku spirit disaat aku berada ditepi jurang, agar aku mau semangat dan jangan menyerah pada keaadaan, selama ini aku hanya menjadikan kewajiban untuk memberi ucapan happy Mom every December 22, but hari ini aku sadar bahwa aku terlalu sering melupakan ibu…apalagi selama ini aku jarang pulang ke kampung halamanku, dari kecil aku kurang akrab dgn ibu, aku begitu dekat dengan Nima, kakak ibuku, dan jelas sekali bahwa aku lebih sering bermanja2 dgn Nima. so, Tuhan punya jawaban tersendiri dan mengajariku akan cinta seorang ibu yang ga akan pernah tertandingi oleh apapun juga. I love you mom

banyak rahasia yang aku peroleh dalam 2 minggu ini, yang mengajarkan bahwa aku tidak pernah sendiri, dan aku tahu bahwa Tuhan menginginkan apa yg aku raih adalah sesuatu yang sempurna, tanpa aku sadari orang yg berperan dalam detik2 aku meraih mimpi adalah, malaikat2 yang dikirim Tuhan melalui Prof. NM. Surdia, yang begitu baik hati. hingga akhirnya komunikasiku dengan Prof. tersebut yang membuat dosen aku yg dulunya pelit tidak mau memberikan rumus itu dan tega membiarkan aku terlunta2 selama 1 tahun 6 bulan, dia pikir aku akan menyerah meskipun aku harus merelakan masa studiku berjalan lama, tapi sekarang dosen itu malah terkejut mengapa aku keras kepala dan tidak menyerah hingga akhirnya sesuatu yg tidak dia duga adalah, aku berhasil mendapatkan rumus itu, dan yg menbuat dia ga abis pikir mengapa aku bisa mendapatkan no hape prof. NM Surdia, padahal beliau adalah Maha guru ITB, aku pernah mendengar dosen aku bergosip diruang komputer membicarakan aku, bahwa nana kok bisa dapat no ibu surdia, ngobrol langsung lagi, so sejak saat itu mereka berusaha mendekatiku dan dgn tujuan agar aku memberikan no bu surdia, terbukti dgn lemah lembut dia bilang, ada no bu surdia, ibu perlu untuk penelitian ibu, langsung spontan aku jawab, padahal aku ga da tujuan seperti itu, aku bilang ga ada bu! (mantap kan!!!) makanya jangan suka ngerjain mahasiswa. Tahu ga?? Aku begitu salut dengan mahasiswa ITB begitu juga dgn Dosen mereka yg meskipun ilmunya sudah tinggi tetapi tetap seperti tadi tidak seperti dosen di universitas terbaik di aceh ini, (bukan aku yg ngomong tapi Imanullah alumni ITB juga pernah membahas akan bobroknya universitas kebanggaan aceh yg lebih sering ngerjain mahasiswanya dgn birokrasi yg bertele-tele)

so, capek juga nulis ni, oke last aku cerita yg terakhir ja yang terjadi hari ini.

Semalam, oh kemaren sore aku baru dapat no hape p khairan, and akhirnya jalan satu2nya adalah aku mengirimkan file thesis ku melalui email saja agar bisa diperbaiki, toch bagaiamanapun masalah aku ga bisa jumpa dia bukan berarti ga da cara lain, aku minta email beliau meskipun beliau agak sebel karena selama ini aku kemana??

Peace pak maafkan aku.

Nah entah karena kualat ga penuhi undangan Bunda, aku sengaja ga datang keacara syukurannya pulang haji, bodo ketimbang aku jadi bulan2an saudara2 yg lagi ngumpul ditanya ini itu mending aku ga usah datang, meskipun aku lapar dan masakan2 nya pasti enak apalagi klu ada acara bunda nunung tetangga bunda pasti dia yang masak, tapi ya sud mending aku beli aja makanan sendiri lagian tabunganku masih banyak.

Nah entah napa hari ini aku rajin li, jm 5 sore aku nyuci karena aku rencana besok pagi mu ikut kajian (entah mimpi apa aku mu ikut kajian), nah trus aku bilang ma ibal aku dah balik seperti nana yg dulu yg selalu bisa memanfaatkan waktu dgn baik. So aku pikir ya dach malam ni aja aku selesaian semuanya, aku kirim email malam ini aja.

Nah ternyata, oh God, plis ampun tepung terigu mampuslah aku, ni warnet lelet abis, dah 1 jam belum mau diattach file, sumpah akhrinya 3 file dah terattach tapi file ke 4 lelet li, sumpa dah jam 10 matilah aku, apalagi cewek, dan akhirnya aku mutusin cancel, kampretlah kodok tetangga, setan alas kurang ajar, warnet dodol, bilang speedy tapi sepeda conectnya, aku bener2 palak, Tuhan apalagi ini aku udah sangat nrimo apapun ujian darimu, tetapi ketika aku menemukan solusi dari permasalahan yang kau beri, engkau mengerjaiku lagi!!! Tuhan belum puaskah engkau??? Aku sudah sangat berdosa menghujat Tuhan, lantas aku pulang dgn kecewa, kenapa Tuhan jalanku terlalu sulit, hingga keesokan pagi aku ngambek malas ikut kajian, aku tahu hati kecilkuk berkata bahwa aku harus ikut, tapi setan ternyata menang hari ini, aku ngambek dan tidak mau datang kepengajian di Smile Kidnes yg di danai oleh Yusuf Islam, entah apa yg akan di bilang Yusuf klu tahu ada perempuan aceh yg sperti aku, dia sangat sedih, but shit aku lagi kesel, nah jam 1 aku ke warnet lagi dgn perasaan sabar aku buka internet, kampretlah yahoomail setan ga mau terbuka, 3 jam baru terbuka, dikit , 4 jam aku buka new email untuk compose, ternyata ga bisa, sialan dah 6 jam yahoomail kupret tidak mau terbuka, aku marah bener2 marah, Tuhan apa ini kutukan atau apa yg Tuhan harapkan dari semua ini??? Belum Puaskah Tuhan Mengerjai aku. Aku bener2 marah.

Lantas aku masih mau salat, aku pikir aku sayang ibu dan aku tidak boleh membuat ibu terluka jika aku tidak salat, lantas aku memohon kesabaran dari Tuhan, karena aku pernah baca bahwa sangat jarang manusia didalam doanya yg meminta nikmat Tuhan yang lain yaitu kesabaran. Selama ini kita hanya meminta sesuatu yg berupa hal yg bersifat fisik sesuatu yang nyata, seperti tuhan saya mau kaya, berikanlah aku harta yg banyak, semoga aku menang dapat mobil, trus moga dapat jabatan, moga dapat rangking, selalu jadi juara dsbnya, tetapi pernah tidak kita meminta agar kta diberi nikmat kesabaran, agar kita bisa selalu bisa menyikapi dgn bijaksana akan arti hidup ini.

Lantas aku berusaha untuk selalu menghadirkan permintaan sabar dalam setiap doaku, aku mohon maaf akan ketidak sabaranku, bahkan aku mohon jika Tuhan tahu bahwa yang terbaik bagiku adalah menikah tahun ini, tunjjukanlah dan berikan aku pedamping hidup yg bisa mendampingingu dan menegurku ketika aku berbuat salah, yang bisa mengajariku akan cinta terhadapMu ya Allah, yang bisa membimbing aku agar selalu dijalanmu ya Allah. yang selalu Ridho akan setiap ujian dariMu.

Lantas aku membuka laptopku dan aku mau mendengarkan lagu Viva la vida the coolest song buat aku, lantas karena aku lagi nelpon entah apa2 aku klik aku lagi nelpon Zia, nah stelah itu aku buka Winap Nullsot dan oh God! Ga mau bunyi mana suaranya?? Apa yg rusak??? Aku buka BPM ga mau juga, semua yg untuk mutar lagu ga bisa ngeluarin suara, sistemnya jalan oh matilah aku, virus??? Ga mungkin??? Aku ga pernah izinin orang lain untk menyentuh laptopku. Kecuali Faisal & ibal as my IT. Lantas aku restart, mampuslah aku, hari ini sial dari kemaren, aku lihat baju tank top ku, bukan baju sial. Lantas apa karena foto walpaper di hape foto si Miaow2?? Engga juga, dia kan begitu value untukku, lantas aku udah otak2 atik ga da yg salah, kupretlah, soundnya juga ga da yg kacau, aku cek apa ada tombol laptop yg dibelakang yang aku tekan, oh Tuhan, napa sih selalu aja aku dirundung sial, Tuhan aku ga mau salat isya klu aku Tuhan Kerjaian abis2an! Lantas aku telepojn ibal, faisal tu anak gendeng malah sangak, plis dach. Aku ga tahu harus gimana lagi, aku marah….marah…marah….marah sekali. Lantas aku berdoa seandainya saja aku punya suami atau pacar yg ngerti ttg teknik, ttg IT, tentang semuanya betapa indah hidupku, aku ga perlu suami dokter karena dokter kek cicak, seperti om aku hehehehe putiiiiiiiiiiiiiiiiih. Nah lantas aku mandangin foto Miaow2 hiks2 coba aku masih baikan ma dia pasti bisa nelpon dia secara dia jago semuanya meskipun dia kuliah di jurusan yg membuat aku tertawa2 apalagi aku semakin membenci jurusan itu setelah cewek iyg mengisi hati *****adalah berasal dari jurusan yg sama seprti Mioaw.

Dan aku ga tahu apakah ini pelajaran atau training yg langsung dari Tuhan, tetapi aku mengangap ini adalah sebuah keajaiban, karena tiba2 diotakku terlintas dengan sempurna posisi mana yg memuat laptopku bermasalah, aku otak2 atik tapi aku ga tahu yg mana, lantas terlintas lagi bentuk sistem itu, lengkap dengan apa2 aja yg harus aku olah, tapi aku bingung buka dari mana??? Control panel bukan, aku jadi semakin familiar tapi aku terus dipenuhi oleh petunjuk itu aku buka semuanya hingga akhirnya aku klik tanpa sengaja dipinggir itu yups dapat, lantas aku tekan sesuai petunjuk dan aku coba2 aku klik aku content klu ga bisa berarti tingal ganti ja seperti mutusin kabel bom, dan lantas YuuPPi Hanyya!!!! Oh God, Bisa ternyata sistemnya mau bekerja lagi, oh Tuhan thanks God.

Plis Forgive me Allah, karena aku belum terlalu bijaksana dalam menyikappi Hidup

Bagaimanapun aku belajar bahwa ”Terlalu Mudah Bagimu Ya Allah untuk mengabulkan dan menjadikan seseuatu itu bagaikan membalikkan telapak tangan, tetapi bukan itu permasalahannya, justru Engkau mengajarkan agar aku trlatih dan mampu menyelesaikan masalah, memberikan aku mimpi Toga adalah hal yg gampang sangat gampang, tetapi Engkau menginginkan aku mendapatkan nilai yg lebih, karena bukan manusia yg akan menilai tetapi Tuhan yang maha bijaksana yg akan tersenyum dengan Nilai lebih yang aku dapatkan, karena Tuhan punya alasan mengapa aku terlahir keduania, yaitu karena aku begitu Istimewa bagimu.”

” setiap orang pasti ingin mrnjadi bintang, tetapi setiap manusia sadar bahwa itu tidaklah mungkin, lantas aku bertanya jadi aku harus bagaimana???

Kamu akan menjadi bintang itu, oleh karena itu tetaplah menjadi manusia yang berhati bintang, dengan itu kamu akan tetap menjadi bintang yang selalu bersinar terang meskipun dari langit yang hitam kelam yang jauh disana, namun dia tetap bersinar dan cahaya akan selalu bisa dilihat oleh manusia dibumi, yang selalu dinatikan kehadirannya.

”Percayalah matahari esok akan tersenyum menyambut senyum cerahmu”

Ikhlas...tak semudah ketika Aku mengucapkannya

Ihklas…tak semudah ketika aku mengucapkannya.

(Ketika Tuhan merobek-robek mimpiku dengan skenario CintaNya)

Setegar apapun aku berusaha mengalahkan rasa pesimisku, setangguh karang menerjang badai, kukalahkan hujan disore itu dan bertengkar dengan hati bahwa jangan pernah aku mengucapkan bahkan jangan sempat terfikirkan “Menyerah” dalam hatiku. Semua sudah aku lakukan, namun Tuhan tetap dengan skenarionya, “Garis Tangan tergambar tak bisa aku menentang,” dan aku kalah hari ini.

NB: konflik dari cerita ini akan hadir dihal 3, karena ditulah puncak dari penderitaan batin yang aku rasakan, saat aku tak kuasa menolak scenario Tuhan yang telah aku tanda tangan sebelum ruh ditiupkan kepadaku, yang tertulis di yaumul mahfudh. tapi, ketika aku kecil kawanku pernah bilang kalalu dibulan yang nampak seperti pohon itu ada daun-daun yang tertulis nama kita dan garis tangan kita tertulis didaun itu.

“Aku sudah memutar lagu itu di Winamp sebanyak 89 kali kawan, kau dengar itu 89 kali. Mantap betul kan?” ujarku sambil mengedipkan mataku dan Mala sahabatku hanya geleng-geleng kepala. Bukan hal yang aneh jika si Nana akan melakukan “kegilaan” seperti itu kalau sudah menyukai sebuah lagu. Tapi aku punya alasan khusus mal untuk lagu yang ini, begitu dasyat mal. Ketika aku mendengar intronya saja aku langsung melayang kenegeri kayangan, tolonglah kau pahami mal betapa indahnya lagu ini. Liriknya itu lho mal, aku ga tahu mengapa aku bisa langsung jatuh cinta, padahal aku baru pertama kali mendengarnya. Namun, si mala hanya menjawab dengan sederhana, “Halah pasti sedang jatuh cinta kan makanya kamu suka,” mala menjawab dengan alasan yang sangat standar. Akan tetapi ketika angin semilir yang berhembus dengan manjanya, seolah-olah ingin menyapaku dan memberitahu sebuah rahasia yang baru ia dengar dari langit bahwa “Lirik lagu yang kamu bilang indah itu suatu saat akan menjadi potongan mozaik dalam hidupmu dan rahasia itu akan segera menghampirimu sebentar lagi dan kamu akan tahu bahwa Tuhan punya alasan khusus mengapa mengilhami Melly untuk menciptakan lagu ini, karena bukan karena untuk dijadikan OST ketika Cinta Bertasbih, bukan itu kawan, tapi lihat saja nanti.”

Nasi yang mengepul mengeluarkan aroma yang membuat pasukan kecil yang ada diperutku memukul gendang dan berjingkrak-jingkrak sebagai tanda protes dan iri karena sang Hidung lebih dulu mencium dan menikmati wanginya. Namun, aku tak peduli biarkan saja penghuni perutku menderita dan tersiksa karena tidak bisa menyentuh dan nasi yang sangat ranum itu hihihi. Karena malam ini aku terlalu kenyang dengan lagu Ketika Cinta Bertasbih, malahan aku gila betul malam ini, tidak habis pikir aku mengapa aku bisa mengerjakan pekerjaan begitu banyak malam ini, biasanya aku malasnya nauzubillah, bahkan di biodata untuk CV aku berencana menambah daftar hobi terbaruku yaitu TIDUR dan ditambah dengan bumbu malas. Aku ga bisa membayangkan apa reaksi dari HRD dan Supervisor yang akan mewawancara aku kelak. Tapi ah biarlah suka-suka aku lah, peduli amat.

Chevin Ivan itu yang terfikir dibenakku sekarang, yang membuat aku begitu ringan mengerjakan pekerjaan maha berat, bahkan aku sanggup bergadang dan menghapal huruf katakana dan hiragana yang biasanya aku harus memukul kepala agar aku bisa membayangkan huruf cacing itu. Tidak hanya itu, rumus-rumus fisika dan matematika bisa aku otak-atik semudah menjumlahkan 1 + 1 = 2. Aku tidak tahu seandainya Andrea Hirata melihat aku malam ini, dalam kesintinganku, entah penyakit gila nomor berapa yang akan diberikan untukku. Cinta, itulah jawabannya kawan. Psicolog aku sampai heran melihat perubahan aku, sampai-sampai dia kegirangan saat menelpon supervisornya di Jerman dan mengambarkan perkembanganku kepadanya. Luarbiasa ujar nyonya Jerman itu, mungkin dia pikir wah teorema dan ilmu psikologis yang diturunkan kesiswanya tidak sia-sia. Mantap betul anak Aceh itu ujarnya sambil melonjat kegirangan diseberang telepon.

Kawan, aku tidak bisa menggambarkan bagaimana indahnya perasaan aku malam itu, ketika aku menemukan seorang malaikat yang membuat hidupku kembali berwarna. Saat dia memandangku dengan matanya yang bercahaya, lantas ketika aku bertanya tentang huruf “cacing kelaparan” yang membuatku sinting, justru dia menjawab dengan senyumnya dan akhirnya tanpa aku sadari jarakku dengannya hanya 20 sentimeter saja, tatapan mukanya hampir menyentuhku, seandainya aku tidak bersandar dan menopang tubuhku di dinding mungkin aku akan rubuh hihihi. Itulah kawan yang membuat aku mabuk kepayang malam ini. Bodoh betul aku, setelah 4 minggu bertatap muka dan mengenalnya, mengapa baru detik ini aku jatuh cinta. Lantas keeokan harinyam ketika aku ketempat kursus computer, operator memutar lagu itu, ya lagu ketika cinta bertasbih. Dan aku langsung terdiam, saat lagu itu dilantunkan baris demi baris, tiba-tiba awan cinta itu datang dan membawa bayangan Chevin Ivan. Akhirnya dengan gaya Ikal kecil yang menarik Akiong kehalaman sekolah, saat meminta bantuannya agar mempertemukan Ikal dengan A Ling, seperti itulah yang aku lakukan terhadap operator ditempat kursus itu, syukurlah dia begitu baik dan memberikan lagu itu untukku, kini didalam flasdihku sudah ada file lagu itu, dan kini tinggal mentrasnfer lagu itu kelaptop tuaku dirumah.

Kebahagianku bertambah ketika aku menelpon penyiar favoritku, Alol Rozi. Aku dengan girangnya memperdengarkan lagu itu padanya, dan malam itu juga dia memutarkan lagu itu untukku, Ah bahagianya aku. Kini aku tahu alasan kenapa aku menyukai lagu itu, ternyata Tuhan mengirimkan lagu itu untukku itulah yang aku pikirkan saat itu, hanya itu tidak lebih. Tapi, angin kembali hadir dan mengatakan “bukan itu alasan Tuhan, kamu akan tahu jawabannya tinggal menunggu waktu saja, dan kamu akan mengerti apa arti kalimat garis tangan tak bisa kutentang.

Aku anak yang baik hati, itulah yang aku tahu. Tuhan pasti tidak akan marah-marah padaku karena aku kan anak yang baik. Namun, aku lupa bahwa didalam otakku, saraf-saraf motorik sudah menyimpan sebuah kalimat yang terus aku ucapkan, “Garis tangan tergambar tak bisa aku menentang”. Dan Tuhan telah menggambarkan sesuatu digaris tanganku.

Siang itu aku menelpon adikku dan memintanya mengantarkan aku kekampus, sekalian aku mau ngeprint dirental. Lantas ketika aku keluar dari rental adikku bertanya” kakak ikut lomba yang hadiahnya laptop ya?”. Lomba apaan tanyaku kepadanya. Reza akhirnya cerita kalau dia baru saja membaca pengumuman tentang lomba karya tulis temanya Narkoba. “kakak kan pernah menang yang lomba menulis essay kemaren, jadi kakak ikut saja lomba ini, siapa tahu menang lumanyan kan kalau dapat juara 1 bisa dapat laptop, paling ga sebagai ganti laptop kakak yang terendam banjir tempo hari.”

Aku hanya diam saja, aku tidak berani menjawab meskipun dalam hati aku ingin sekali mengikuti lomba itu, meskipun aku sudah mengiklaskan laptopku yang terendam banjir yang membuat data-data skripsiku raib ditelan banjir. Namun, aku tetap memiliki mimpi untuk mengumpulkan duit untuk membeli laptop baru.

Adikku tidak pernah tahu bahwa, 20 menit setelah dia mengantarkanku kekampus, aku langsung cabut dari kampus karena kakiku begitu gatal ingin membaca pengumuman lomba itu. Dari kampus tehnik aku menempuh perjalanan sambil berjalan kaki saja,meskipun aku sudah mengap-mengap karena siang begitu terik, tapi duit didompetku hanya tinggal beberapa lembar uang ribuan, jadi aku harus berhemat. Namun, rasa letih itu tertebus saat aku melihat spanduk berwarna hijau tepat dipampang dipagar kampus ekonomi. Sambil melirik kanan kiri aku merogohkan tanganku kedalam tas, mengambil pulpen dan buku diariku, buku yang penuh dengan catatan pengumuman lomba menulis. Agak malu-malu aku menulis pengumuman itu, dan akhirnya aku memilih duduk dipinggiran selokan yang dilapisi beton. Ketika aku baru menuliskan beberapa kalimat, tiba-tiba ada sebuah suara yang menyentakkanku” Hai boleh ikutan nulis ga? Boleh gabung ga?” aku berusaha mencari sumber suara tadi. Tiba-tiba aku melihat seorang lelaki yang melepaskan helmnya dan menyalamiku. “Hai pa kabar!” lantas aku menjawab, emang kita pernah kenal? Tanpa basa-basi lelaki itu langsung duduk disampingku dan menulis syarat-syarat lomba. Lantas dari obrolan aku ketahui bahwa dia pernah memenangkan lomba baca puisi, setelah memaksa akhirnya aku bilang kalau aku juga baru 3 minggu yang lalu dapat juara untuk lomba menulis essay yang dibuat oleh sebuah NGO PBB yang bergerak dibidang perempuan. Dan lelaki itu langsung bilang, “ach nana ga usah ikut aja, ntar jadi saingan aku” ujarnya. Trus aku bilang, gampang itu lagian aku ikut karena mau menganti laptop saja hihihi, kalau tidak dapat juara 1 pengennya dapat juara 3 saja, biar dapat kamera digital jadi nana bisa kerja sambil foto foto siapa tahu bisa menghasilkan.

Sebenarnya ada alasan lain yang membuat aku ingin sekali ikut lomba, bukan karena masalah laptop, toch meskipun sudah tidak bisa pakai lagi, minimal laptopku masih bisa kugunakan untuk mengetik meskipun aplikasi lain tidak bisa berfungsi lagi. Bukan, bukan itu. Lantas ketika aku mati-matian berusaha menahan lapar karena aku harus mengeluarkan ongkos untuk pergi keperpustakaan Yakita Ayomi di peuniti. Pulang pergi 6 ribu belum lagi ongkos pulang pergi kedarussalam tambah 6 ribu lagi. 12 ribu ludes. Ah seandainya aku punya uang banyak, pasti aku bisa membeli buku-buku sebagai referensi untuk lomba ini. Namun ini semua tidak menyurutkan langkahku. Disaat yang sama aku juga harus menyelesaikan Tugas Akhirku, namun karena aku harus menyelesaikan sebelum tanggal 5 Mei, mau tidak mau aku harus menambah kerjaanku. Menyelesaikan TA dan karya tulis. Perjuangan belum berakhir karena ternyata, kawan tadi yang berjumpa dengankutelah lebih dahulu meminjam buku-buku yang berisi tentang narkoba diperpus yakita, yang merupakan lembaga yang bergerak untuk masalah remaja dan konsen dengan masalah narkoba. Dari karyawan diyakita aku mengetahi bahwa buku-buku yang berhubungan dengan narkoba sudah doorong habis oleh anak-anak yang lain, mungkin mereka juga akan ikut lomba yang sama. Berbekal dengan 2 buku yang masih tertinggal aku pulang dengan langkah gontai. Dalam hati aku berujar mengapa aku harus membawa pulang buku undang-undang tentang narkoba. Oh tidak, apakah aku tidak akan mendapatkan buku yang lain yang lebih bagus?. Tuhan tolong aku.

Perjuangan belum berakhir, aku masih bersemangat untuk mencari referensi melalui internet. Tapi, karena syarat dilomba harus mencantumkan 3 buku referensi membuat aku kesulitan membuat karya tulis itu. Tapi bukan nana namanya kalau aku harus menyerah.

Tinggal 6 hari lagi dan aku belum mendapatkan buku-buku itu. Kemana lagi aku harus pergi? Akhirnya aku berusaha menyiapkan karya tulis itu, berbekal referensi dari internet. Hingga akhirnya ketika tanggal 4 mei, minus 1 hari sebelum tenggang hari terakhir kumpulin naskah lomba. Aku meminta adikku reza untuk print hasil kerjaku selama ini, aku titip laptop dan flasdish. Aku khawatir jika laptop bermasalah masih ada solusi ambil data melalui flash.

Saat itu aku sedang berada disebuah pelatihan jurnalisme damai di IAIN. Tiba-tiba bunyi sms dari hapeku. “kak, gawat data-data kakak diflash hilang, kena virus yang diprotec dilaptop kawan, laptop kakak ga bisa pake untuk print. Jadi bagaimana ini?”

Konsentrasiku buyar, namun aku masih bisa tenang dan aku membalas sms adikku, dan mengatakan sebentar lagi kakak pulang, coba cek dilaptop apa ada file LOMBA narkoba. Jika ada buka saja file itu.

Ternyata kesempitan mulai terjadi, saat aku pulang riza mengatakan ga bisa diprint dan datanya hilang. Aku langsung shock dan panic namun karena Tuhan sudah sering memberikan cobaan untukku, aku sudah terbiasa jadi aku mengatakan dalam hati” tenang saja toch masih ada waktu 40 jam lagi dan aku pasti bisa menyelesaikannya.”

Aku memutuskan internetan dirental kos an adikku, karena waktu tidak banyak lagi. Namun, Tuhan ternyata mulai menjalankan skenarionya. Tiba-tiba saja komputernya Heng dan berulah, namun sekali lagi aku masih sabar. Aku restart computer, namun ternyata itu tidak mempan. Aku sudah mulai mengigit tangan karena saking gemasnya, bakan gigiku sudah mulai saling beradu. Tuhan apakah ini tanda-tanda aku tidak boleh ikut lomba?. Jika ia aku akan berhenti. Namun, hatiku berontak aku tidak bleh menyerah. Bayangan adikku dan orang tuaku mulai bermunculan. Disatu sisi aku ingin menyerah, tetapi aku tak tega melihat adikku. Dia sangat memerlukan laptop, apalagi semester depan dia sudah harus menggunakan program autocad untuk program percangan bangunan dan ia memerlukan laptop. Aku tidak tega jika orang tua harus mengeluarkan uang yang sangat banyak untuk membeli laptop, apalagi orangtuaku sudah berniat untuk menunaikan ibadah haji. Apabila ortuku harus membeli laptop berate mereka harus merogoh kocek sebanyak 7 juta dan itu sudah mengurangi tabungan ke haji. kapan aku bisa membahagiakan mereka?

Aku tidak mau menyerah, apapun itu. Tiba-tiba saja aku teringat Arai Lone rangers nya Ikal lascar pelangi “aku tidak boleh mendahului nasib,”. Akhirnya meskipun uang didompetku sudah sangat pas-pasan, tapi ya terpaksa aku membayar uang rental sebanyak 12 ribu belum lagi ongkos pulang. Karena alas an itulah aku semakin tidak mau menyerah. Meskipun hujan telah membasahiku dan memaksaku untuk berhenti tak usah melanjutkan lagi niatku.

Setibanya aku dirumah, hujan bukannya berhenti tapi malah semakin suka cita turun kebumi. Yang aku khawatirkan adalah kalau hujan semakin deras biasanya kamarku pasti kebanjiran, Oh Tuhan bagaimana ini? Konsentrasiku semakin pecah, disaat aku harus menyelesaikan karya tulisku justru aku harus sibuk beres-beres memindahkan barang-barang dikamar ketempat yang lebih tinggi, aku sudah sangat trauma dengan banjir yang membuat aku batal naik siding karena aku kehilangan data-dataku. Dan sekarang disaat aku berjuang mendapatkan semangat karena aku semakin rapuh. Ingin rasanya aku menangis, betapa sulitnya mendapatkan uang. Disaat orang lain bisa mendapatkan beasiswa dengan memanipulasi surat miskin dsbnya atau mengoleksi rumah bantuan. Disaat seperti ini aku membutuhkan satu suara saja yang memberi dukungan tehadapku.

Jam 8 malam, aku sms adikku meminta bantuannya untuk meminjamkan buku dipustaka, saat dia mengantarkan buku itu kerumah aku melihatnya dengan senyum penuh keihklasan membawa buku dan betapa menyakitkan hatiku ketika melihat mukanya yang telah berpeluh air hujan. Aku berjanji dalam hati bahwa aku tidak boleh menyerah. Namun ternyata Tuhan terus mencoba ketangguhan hatiku, setelah aku kacau balau dengan hujan dan perasaan was-was malam itu dengan halilintar dan angin yang membuat aku semakin merinding, tiba-tiba PLN kembali berkhianat sehingga ruangan kamarku menjadi gelap gulita. Otomatis laptopku yang tidak bisa menggunakan baterai lagi, hanya bermodalkan chager ke listrik, artinya jika listrik padam maka laptopku juga akan mati. Sama saja seperti menggunakan komputer. Hampir meledak tangisku saat itu, “Tuhan mengapa Engkau begitu benci padaku? Sehingga apapun yang aku lakukan untuk meraih mimpi selalu saja Engkau gagalkan,” emosiku saat itu”

1 jam kemudian lampu hidup kembali, tertatih aku bangun ditengah gelap gulita. Diantara kebimbangan aku lanjut atau tidak. Bayangan reza adikku kembali menghampiri tapi aku sudah tidak sanggup lagi, aku sudah lelah. Namun aku butuh seseorang untuk menjadi sahabat yangmendukungku untuk mampu berbuat. Gun, ya Gunawan. Aku sms dia, menanyakan solusi seandainya dia berada diposisi aku apa yang akan dia lakukan? Sedangkan saat ini semangatku seperti lilin yang sudah hamper kehabisan jelaganya. Semangatku tinggal 50% lagi. Lantas seperti Oase dipadang pasir Gun membalas sms yang membuat aku mampu bangkit “Kalau gitu aku tambahin 49% ya, ne ambil TRANSFERING IIIIIIIII…..49%. Nah nana Cuma perlu tambah 1% lagi kan? Semangat donk! Makin besar rintangan berarti makin pantas nana untuk menang dan jadi Juara.”

Namun, Tuhan punya rencana lain. PLN sekali lagi berkhianat dan bermain petak umpet dengan tombol operator PLN. Sekali lagi Laptopku yang sudah seperti nenek tua sekarat, tidak mampu menahan. Kesabaranku habis, 15 meit sekali mati lampu dan aku sudah tak kuasa menolah permainan Tuhan. Mungkin Tuhan sudah memberi isyarat agar ak tidak ikut lomba. Sampai jam 2 malam lampu belum juga menunjukkan tanda-tanda kehidupannya. Akhirnya aku memilih untuk tidur saja. Aku meyerah meskipun tulisanku sudah mencapai BAB II.

Sleep………….ZzzzzzzzzzZZZzzzzzzzzzzzzZzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzZZZzzzzzz

Jam 4 pagi ternyata kamarku masih gelap, ditengah kegelapan aku menangis, menangisi kemalangan hidupku yang bertubi-tubi. Aku bertanya pada Tuhan “Aku tahu Tuhan lebih tahu yang terbaik untukku karena Engkaulah yangmenciptakan aku dan sangat tahu tentang kehidupan yang telah Engkau tulis digaris tanganku, tapi mengapa Tuhan selalu mematahkan semangatku?”

Hingga pikiran aneh menjalar diotakku, aku ingat kejadian tadi siang. Ketika aku berjumpa dengan cowok yang ikut menulis syarat lomba, dia tertawa puas saat tahu file aku kena virus, dan dengan enteng dia bilang. Sudahlah kamu mundur aja. Saat itu aku hanya bisa terpaku melihat spanduk pengumuman lomba, spanduk berwarna hijau. Sangat cantik. Ingin rasanya aku memotret spanduk itu sebagai kenang-kenangan. Bukti ketakberdayaanku melawan nasib. Namun aku hanya diam tak bisa berbuat apa-apa.

Jam 7.30 pagi lampu baru menunjukkan kehidupan, seolah-olah ingin pamer padaku bahwa khusus hari ini dia bangun telat sambil tersenyum melihatku yang sudah lebam dengan air mata. Aku hanya tertunduk. Apakah aku bisa mengejat waktuku? Jam 3 siang na batasnya.

Aku mulai menghidupkan laptopku….jam 10 belum kelar juga ternyata. Dasar teori masih nayak dan aku harus mengetik ulang semuanya. Jam 10.30 aku kekampus dan itu tidak bisa aku tunda hari ini pelatihan terakhir. Akhirnya aku gontai, selama dikampus hatiku tidak tenang. Jam 11, jam 12 siang…dan akhirnya jam 13.30. Ingin rasanya aku menjeriiiiiiiiiiiiiiiiit mengapa hari ini telat keluar? Biasanya jam 12 sudah keluar dari ruangan.

Ingin aku marah, tapi apa gunanya aku marah? Tak ada yang tahu betapa hancurnya hatiku saat itu ketika harus menyerah pada keadaan. Kalah sebelum bertanding, karena aku sudah bertanding dengan scenario Tuhan.

Perlahan aku menenangkan hatiku…rasanya perih sekali. Aku tidak mampu mengucapkan sepatah katapun. Rasanya seperti luka yang dituangkan perasan jeruk nipis, perih dan sakit rasanya. Bisikan setan dan gerombolannya datang menghampiriku. Menyuruhku untuk marah pada Tuhan dan meninggalkan salat fardhu Zuhur. Hampir saja aku menerima tawaran itu, tapi aku sadar bahwa dineraka nanti bisa mati kepanasan Karena meninggalkan salat. Aku sudah kalah karena tidak bisa mengikuti lomba tapi aku jangan sampai dikelabui oleh setan-setan itu.

Hidup ini sepeti mozaik, dalam salatku hari ini aku belajar bahwa…mengertilah aku maksud Tuhan mengenalkan aku pada lagu Ketika cinta bertasbih. Sebuah lirik yang sering aku nyanyikan “Garis tangan tergambar tak bisa aku menentang”. Artinya aku boleh melakukan apa saja dengan kekuatan apa saja, namun tidak ada yang bisa menentang kehendak Tuhan. Hari ini aku melihat bagaimana Tuhan merobek-robek mimpi-mimpiku dengan skenarionya yang tidak bisa tertandingi. Namun, Angin kembali hadir dan mengatakan bahwa” Tuhan telah menggoreskan sebuah nasib yang harus aku lalui, namun garis tangan yang tergambar takkan pernah bisa ditentang. Namun, Tuhan telah mencatat perjuanganmu untuk terus berjuang. Meskipun kamu kalah tetapi Tuhan telah mencatat semua jerih payahmu, semangatmu, kesabaranmu. Percayalah Tuhan pasti bangga akan keteguhan hatimu.”

Jam 3.00

Aku sengaja melewati spanduk yang dipasang oleh LSM LAGNAD, sebuah lomba yang menguji kesabaranku. Aku kalah sebelum bertanding, namun aku bahagia karena aku tidak mau mengucapkan kata menyerah. Aku tidak akan marah, karena aku percaya suatu saat nanti Tuhan akan menebus semangatku…

Pergilah kepangkuan Tuhan, dan Tuhan akan memelukmu

Dan menciummu dan menunjukkan

Bahwa Ia tidak pernah membiarkanmu lari dari-Nya

Ia akan menyimpan hatimu dalam hati-Nya (Ma’arif hal. 28)

Banda Aceh 02.00 pagi

NB: maafkan kakak adikku, seandainya kamu tahu betapa aku sangat menyayangimu. Suatu hari aku berjanji akan membawa laptop paling indah untukmu. Maafkan kakak yang tidak bisa menjadi kakak juara 1 didunia. Semoga airmata yang sudah sedari tadi berada dipelupuk mataku bisa menjadi saksi betapa aku menyayangimu, ingin rasanya membahagiakanmu membalas kebaikan hatimu yang seputih salju. Untuk adikku, Reza adik yang paling baik sedunia.

Bagaimanapun Menjadi Saksi Sejarah Perang itu tidak ada Enaknya

Bagaimanapun menjadi saksi sejarah perang itu tidak ada enaknya

Oleh: Ratna Sari

Banda Aceh di mataku begitu mempesona. Meskipun siang ini cahaya matahari yang kuning keemasan seolah-olah memanggang atap-atap rumah, dan gedung-gedung dan kendaraan-kendaraan yang lalu lalang di jalan. Pohon-pohon asam yang berjejeran yang ditaman kota tak mampu memberikan keteduhan, malahan berganti profesi sebagai penyambut tamu. Lihat saja ketika dahan-dahan pohon berkolaborasi bersama daun-daun ditambah angin yang menjadi sang dirigen membentuk sebuah Orkestra.

Sebuah suara dari bocah kecil memecahkan suasana. “Matahari di Banda Aceh ada 8 ya? Tapi di film NACA katanya matahari cuma tinggal 1 saja, yang 7 lagi sudah dimakan oleh dewa matahari.” Kontan penumpang yang ada dilabi-labi tertawa mendengar ocehan Loloy anak kecil yang berusia 8tahun. Dia baru beberapa hari disini biasanya Loloy tidak pernah mau aku ajak ke Banda Aceh. Loloy punya alasan tersendiri dan aku akan menceritakannya nanti karena kalau aku cerita sekarang bakal panjang. Lagipula kurang menarik belum apa-apa sudah masuk bagian klimaks cerita. Oya film NACA adalah film kartun anak-anak dari Negara Jepang. Jadi dalam film tersebut diceritakan kalau suatu hari dewa marah dan mengikat kedelapan matahari. Makannya kalau suasana siang terasa dingin dan mendung, itu artinya matahari sedang diikat oleh dewa. Meskipun itu sebuah legenda tetapi, itulah yang terekam dipikirannya. Karena semua film yang pernah dia tonton berkorelasi dengan kehidupan yang pernah Loloy alami ketika usianya masih sangat balita bahkan Ia sudah terbiasa melihat senjata dan bunyi ledakan bahkan berbarengan ketika ia sedang menonton di televisi.

Pertanyaan yang menggelitik kembali keluar dari mulut kecilnya yang tak pernah berhenti berceloteh “bapak-bapak itu berantem ya? Kenapa ada kakek yang menjabatkan tangan bapak itu? Tapi kakeknya kok lebih putih? Pasti dari luarnegeri ya? Mereka pasti baru kena hukuman dari kepala sekolah ya?”. Raut muka Loloy begitu penasaran takkala kami melewati jalan di Simpang Surabaya, tepat ketika kami berhenti saat lampu merah menyala sebagai tanda berhenti. Aku tidak habis pikir apa yang ada dibenak bocah kecil ini, apalagi ketika dia terus berceloteh dan menghitung jumlah orang-orang yang berdiri menyaksikan 2 bapak yang sedang berjabat tangan ditemani oleh seorang kakek yang lebih mirip orang asing baginya. “pasti mereka bandel ya? Makanya dikasih hukuman lalu difoto dan ditaroh ditempat yang paling tinggi fotonya biar ga berantem lagi kan?”. Pesan moral yang dia ambil adalah, “Ketika anak-anak kecil berantem yang akan meleraikannya adalah kepala sekolah. Tetapi kalau bapak-bapak yang berantem, karena mereka tidak sekolah dan pake seragam, yang akan meleraikan mereka adalah kakek dari luarnegeri, karena bapak-bapak itu tidak punya kepala sekolah seperti anak SD seusianya.”

Mungkin pada mulanya kita akan beranggapan wajar bila anak kecil seusia Loloy akan menanyakan hal yang seperti itu, tapi anggapan itu berubah karena aku perhatikan dia tidak terlalu tertarik dengan foto-foto yang banyak terpampang disepanjang kota Banda Aceh.

Selidik punya selidik dari ibunya aku baru tahu bahwa dampak dari konflik yang selama ini Loloy rasakan setiap episode membuatnya sangat sensitif. Ibunya baru menyadari “kejanggalan” yang terjadi pada putranya ketika Loloy rebut dengan adiknya. Permasalahannya sederhana sekali, rebutan remote TV dengan adik perempuannya. Mungkin itu hal biasa yang dilakukan oleh anak kecil, tetapi yang mengejutkan ibunya justru ketika Loloy menangis histeris meminta agar ibunya membela dirinya. Ia memohon agar ibunya memindahkan channel saluran TV, sedangkan Naisha adiknya ngotot nonton film itu. Akhirnya si ibu penasaran film apa yang membuat anaknya ketakutan setengah mati.

Sebuah film yang mengisahkan tentang perperangan di Korea yang diperankan oleh Jimmy Ling, yang kemudian tewas dalam peperangan meninggalkan seorang adik perempuannya. Ternyata tanpa sepengetahuan ibunya, Loloy pernah menonton film itu jadi dia sudah tahu jalan cerita film itu dan membuatnya sangat trauma. Sehingga ketika adiknya yang masih berusia 4 tahun itu, begitu kegirangan melihat adegan tembak-tembakan tanpa tahu apa artinya apa, di sisi lain Loloy yang sudah sangat “kenyang” dengan suasana perang justru merasa itu adalah hal yang sangat mengerikan. Peperangan telah meninggalkan sebuah luka yang sangat membekas dihatinya. Tidak ada yang pernah menyangka jika semuanya akan berakibat sedemikian fatal bagi kehidupannya yang masih sangat belia. Loloy telah mengalami hal itu, dan trauma itu masih membekas hingga sekarang. Wajar jika ia akan berteriak histeris ketika melihat adegan perang ditelevisi, bahkan sebuah film yang menceritakan tentang seekor monyet yang dijadikan binatang sirkus, telah membuatnya menangis. Bukan tangisan ketakutan biasa, namun ibunya pernah memergokinya terisak-isak sepertinya ia menyimpan luka yang dalam. Sebuah pertanyaan yang membuat ibunya tersentak, takkala loloy bertanya “Mengapa tanggal bulan Agustus menjadi bulan yang membawa kesedihan dan airmata, tidak hanya bagi loloy tapi juga dunia. Mengapa Bom yang dijatuhkan sekutu di kota Horoshima dan Nagasaki juga terjadi pada bulan Agustus?”

Loloy yang mempunyai nama lengkap Fadlurrahman terlahir pada tahun 2001 tepatnya tanggal 16 Agustus 1 hari menjelang hari kemerdekaan RI. Suasana saat itu sungguh sangat mencekam, bagaimana tidak saat-saat itu adalah tahun yang paling mendebarkan. Semua sudah tahu bahwa tahun 2001 merupakan tahun yang trend dengan istilah “MOGOK”. Kalau istilah anak kecil mogok sama artinya dengan ngambek karena keinginannya tidak dipenuhi oleh orang tuanya. Loloy tidak pernah menyangka bahwa garis tangan telah tergambar bahwa ia akan terlahir disebuah desa yang terletak dibawah kaki bukit, desa Ulee Gle kecamatan makmur Bireuen. Seperti biasa menjelang peringatan 17 Agustus, masyarakat sudah paham paham diseluruh antero Aceh sudah terbiasa dengan suasana jalan yang ditimpuki dengan batu batu besar, pohon yang ditebang ketika malam hari yang keesokan harinya sudah tergeletak dengan manisnya dijalan raya. Masyarakat akan belanja sebanyak-banyaknya untuk persiapan selama 1 minggu lebih, karena pasar tidak boleh beraktivitas.

Sang bayi merasa enggan untuk keluar dari rahim ibunya, karena ia tahu betapa tidak menyenangkan keluar dari rahim ibu, apalagi ketika baru membuka matanya menikmati suasana di dunia, bayi merah itu langsung dikejutkan dengan bunyi dentuman peluru, ucapan selamat datang kedunia. Siang itu terjadi keributan, karena Ulee Gle terkenal sebagai desa bersih yang tidak mau berkompromi dengan pihak separatis. Meskipun desa ini dikelilingi oleh desa-desa yang mendukung ide “misah” dari Negara kesatuan Republik Indonesia, namun desa Ulee Gle ini malah satu-satunya yang tetap setia kepada negara. Hal ini lah yang membuat desa ini mendapat simpati dari pihak TNI, namun disisi lain petinggi-petinggi GAM dari daerah lain justru”gemas” dan sering mengutuskan murid-muridnya ke desa ini, tentunya dengan memantau dari desa tetangga yang mengapit desa ini.

Seperti hari itu, tanggal 16 Agustus pihak GAM sudah melarang agar masyarakat tidak boleh melaksanakan upacara 17 Agustus, namun siswa-siswa dari berbagai sekolah berkumpul didesa itu yang merupakan kecamatan dari desa yang lain. PNS, TNI dan masyarakat melakukan gladi resik, namun ketika bendera duplikat baru dinaikkan setengah tiang, tiba-tiba dari sebuah bukit terdengar tembakan dan membuat kekacauan. Masyarakat pontang-panting berlari mencari tempat berlindung yang aman. Bunyi tembakan belum mau berhenti, namun hal itu tidak membuat masyarakat kapok. Berbagai atraksi penyelamatan dilakukan, ada yang berguling-guling ada juga yang merangkak mencari tempat yang dekat dengan bak ngom (rumput tinggi yang biasa digunakan untuk membuat tikar, selain daun pohon pandan duri). Kejadian penyerangan dari GAM semakin membuat masyarakat melah menjadi benci kepada mereka. Banyak yang tidak habis pikir mengapa desa Ulee Gle begitu keras kepala tetap mencintai tanah air. Ternyata para pejuang 45 dan tokoh-tokoh penting banyak yang berasal dari desa itu, jadi mereka sudah tahu betapa susahnyamerebut Indonesia dari Kompeni Belanda. Selain itu banyak pelajar-pelajar yang telah berhasil berasal dari desa ini, jadi tingkat pendidikan mereka lebih unggul dari desa-desa lain yang mengapitnya.

Tangisan bayi yang lahir pada pukul 11.45 WIB bukan hanya mengisyaratkan bahwa ia tidak ingin berpisah dengan rahim ibunya, tetapi ia menangis melihat negerinya yang setiap hari berantam, sebuah ungkapan yang kelak selalu ia gunakan jika ada orang yang rebut, sama halnya ketika ia melihat baliho foto Mr. Matti yang menggemgam erat tangan 2 pihak yang bertikai yang berasal dari 1 negara yang sama.

Hari-hari selanjutnya bayi merah itu sudah terbiasa dalam suasana perang. Namun, diulang tahunnya yang pertama, Loloy kembali mendapatkan hadiah yang paling berkesan selama hidupnya. Sore itu terjadi baku tembak antara 2 kubu, TNI Vs GAM. Sore itu masyarakat sedang gotongroyong membersihkan jalan, mengecat pagar dengan warna merah putih, ungkapan gembira menyambut hari proklamasi. Kejadian 1 tahun lalu ternyata tidak membuat masayarakat kapok, justru mereka lebih bersemangat. Serangan yang tiba-tiba membuat masyarakat tidak siap, tak sempat mencari tempat berlindung. Berbekal pengetahuan dari buku sejarah dan cerita dari tokoh-tokoh pejuang, sekali lagi mereka mempraktekkan ilmu yang telah diwariskan “jika ada suara tembakan dan pesan moral yang harus kalian ingat adalah tiarap dan cari merangkak keparit benamkan kepala jika ingin selamat”.

Perseh lagee prang thon 45, singoh merdeka uroe nyoe ta meuprang ngen Jepang, ka tuha lage nyoe mantong ji peu laku hana adab meu bacut. Geu yue jak sikula manyat na ilme, mangat na adab ke ureung tuha. Tingoh ku peu gleh lueng, ka peu laku ke lage nyoe. ka peu jra ureng chiek ka peu eh lam lueng. (mirip seperti perang tahun 1945, besok merdeka hari ini kita berperang dengan Jepang, sudah tua seperti ini namun diperlakukan secara tidak beradab sedikitpun. Makanya disuruh sekolah agar mendapat ilmu, agar tahu cara menghormati orang tua. Saya sedang membersihkan parit, kamu kerjain seperti ini, membuat orang tua menderita dengan membuat kami tidur diparit). Ujar seorang kakek menyumpahi aksi penyerangan disore itu. Serangan itu tidak bisa menahankan masyarakat untuk tidak menyisipkan sejumlah lelucon hampir dalam semua kisah-kisahnya. “karap ie tue biet iek ku bak kupreh pirang prang bak uroe nyan. Meunyoe jadeh teubit leuh nyan keunoeng timbak, nyan ka dosa lon hana kue reum poek rah.” (hamper keluar kencing saat menunggu kapan perang akan reda saat itu. Jika saat itu saya jadi keluar kencing lantas kemudian kena tembakan, bisa berdosa saya karena tidak sempat membersihkan dengan air). Tentu saja cerita yang bisa membuat lelucon itu bisa membuat kita yang mendengarnya akan tergelak tawa. Tapi siapapun akan tahu diri betapa mahalnya harga setiap tawa yang tertuang. Sebab lelucon ini adalah lelucon yang paling menyakitkan yang menghiasi dan selalu hadir dizaman perang disaat negara sudah merdeka lebih dari 60 tahun yang lalu dan betapa pahit kisah itu.

Serangan sore itu mungkin hampir sama dengan serangan fajar 11 Maret yang di pimpin oleh Soeharto, jadi kalau serangan ini dinamakan serangan sore. Mantap juga ya!.

Ya sangat mantap karena mereka yang membuat keonaran tidak tahu apa yangterjadi dengan seorang bocah berusia 1 tahun yang terperangkap didalam kamar disebuah sudut, tangisan yang memanggil ibunya mengisyaratkan betapa ia memerlukan dekapan sang ibu, ingin rasanya dia kembali kerahim ibunya. Karena disana tidak ada perang. Entah apa yang ada didalam pikiran anak sekecil itu. Ia mungkin heran mengapa sore ini hujan terasa aneh, hujan sore ini begitu menyentakkan telinga, setiap tetes hujan yang jatuh jutru menimbulkan kebisingan dari seng-seng rumah. Ibu dunia ini sangat aneh.

Tetapi apa hendak dikata, hujan peluru tak mau berhenti sedetikpun. Sang ibu bersusah payah merangkak menghindar dari peluru, salah-salah bergerak akan terkena peluru nyasar. Menyesal betul hati sang Ibu, karena tak bisa melindungi anaknya. Tadi setelah menidurkan anaknya, ia turun sebentar kedapur hendak menyuci piring. Dan kini ia terperangkap diseuramo bawah. Sedangkan untuk melindungi anaknya, Ia harus menaiki tangga. Rumahnya yang berbentuk rumah panggung Aceh dan disambung dengan rumah sejajar tanah, membuatnya sangat kesulitan untuk merangkak, apalagi jarak antara dapur dengan rumah panggung dipisahkan oleh jarak dan ruangan terbuka. Teriris-iris hatinya mendengar anaknya menangis, mukanya semakin pucat takkala suara tangisan sianak berhenti.

Cinta ibu kepada anak telah tercatat dalam tinta emas didalam sejarah, bahkan Al-Quran sangat memuliakan sang ibu. Nabi Muhammad mengucapkan ibu ibu ibu ketika sahabat menanyakan siapa yang harus dihormati oleh sang anak.

Tangisan sianak yang tiba-tiba terhenti, membuat ibunya tak peduli lagi pada peluru yang terus saja dikeluarkan dari moncong senjata. Ia terus merangkak dan ketika sudah sampai didekat tangga, ia langsung berlari kekamarnya menemui anaknya. Ia panik bukan kepalang saat melihat Loloy sudah tidak ada lagi diatas tempat tidur, hatinya hancur berkeping-keping. Putra pertamanya tidak ada dikamar. Ia berteriak menangis meraung-raung tak dapat menahan rasa. Tubuhnya yang kurus terhempas dilantai tak kuasa menahan kesedihannya.

Ma ma mak sebuah suara lirih mengejutkannya, siibu berusaha mencari dari mana asal suara itu. Dari sebuah sudut ia melihat ada kain batik terjulur dari balik lemari disamping tidur. Wajah ibu yang tadi telah pucat pasi, terkulai lemah tak berdaya, kini bagaikan seorang kafilah yang sedang berada dipadang pasir yang menemukan oase. Hatinya girang tak terperi, mengucapkan syukur pada Allah. Saat mendapatkan buah hatinya yang memeluk bantal guling dan kain sarung batik sebagai selimutnya. Sebuah senyum menghiasi bibir mungilnya, karena pahlawan yang diharapkan telah hadir. Meskipun mukanya pucat menahan rasa takut, sebuah hal yang seharusnya tidak dialami oleh anak sekecil itu.

Entah sebuah keberuntungan atau sesuatu yang terjadi pasti karena sebuah alas an? Entahlah, yang jelas Loloy merasa sangat senang karena rumahnya bersampingan dengan mesjid, didepan rumahnya sekolah MIN dan MTsN, sedangkan dari sebelah kiri depan ada sebuah sekolah taman kanak-kanak (TK). Selang 3 rumah kantor BRIMOB yang bersebalahan dengan kantor Danramil dan juga asrama TNI. Lingkungan tersebut kelak akan sangat mempengaruhi warna episode-episode kehidupannya.

Ternyata episode yang terjadi sore itu belum juga berakhir, 3 bulan berselang tepatnya hari jumat ketika azan pertama baru dilantunkkan sebuah dentuman memecahkan kekusyukan jamaah yang sedang bersiap-siap untuk salat jumat. Membuat Bilal mesjid tergagap tak dapat melanjutkan lantunan azan. Loloy paling suka mendegarkan pengajian yang sering dia dengar dari mesjid yang sering dilantunkan menjelang azan. Akan tetapi siang itu dia begitu terkejut, aneh betul pelajaran moral hari ini. Saban hari yang Ia tahu sebelum azan biasanya akan terdengar suara merdu dari qari yang membaca Ayat-ayat suci Al-Quran kemudian bilal mengumandangkan azan untuk pertanda waktu salat telah tiba mengajak seluruh kaum muslim untuk salat. Tetapi siang ini mengapa ada tradisi baru? Azan hanya baru dimulai tapi kemudian dilanjutkan dengan dentuman BOM dan serbuan hujan peluru.

Serangan kali ini lebih dasyat, malahan tembakan yang mengenai pohon kelapa menyebabkan buahnya jatuh satu persatu, bahkan ada pohon yang patah. Entah jenis senjata apa yang mereka gunakan. peluru-peluru dengan sengaja ditembakkan kerumah penduduk, karena itu tak heran banyak peluru yang bersarang ditembok rumah. Bahkan di satu peluru tepat jatuh diatas tempat tidur Loloy padahal kamarnya terletak diatas, sebuah rumah panggung khas Aceh. Tembakan berasal dari sebuah bukit jadi dengan gampang mereka bisa menyerbu masyarakat.

Alhamdulillah saat itu, loloy berada didapur bersama ibu dan makciknya. Suara dentuman yang memekakkan telinga, sudah mulai terbiasa bagi psikologis Loloy. Tak ada tangisan lagi karena sudah habis airmatanya menghadapi tingkah polah suku sendiri. Loloy hanya pasrah ketika ibunya memeluknya dan bersembunyi dibawah dapur yang berbentuk tembok, yang biasa digunakan untuk memasak. Sedangkan bagian bawah untuk menyimpan kayu bakar. Entah apa yang kemudian tebentuk dipikiran anak sekecil itu, selama 2 jam Loloy dan ibunya merangkak bersembunyi disitu, sedangkan diatasnya sebuah panci berisi air sedang dimasak dan apinya belum sempat dimatikan.

Dapur yang dimaksud adalah, biasanya masyarakat menyebutkan Dhapu untuk tempat memasak. Meskipun mereka sudah menggunakan kompor, namun jika memasak air atau nasi, biasanya tidak mengunakan kompor karena untuk menghemat bahan bakar minyak lampu. Jadi mereka membuat sebuah tempat biasanya terbuat dari beton dengan 2 sekat bagian atas untuk memasak, sedangkan sekat bawah dibuat lebih lebar karena berfungsi untuk menyimpan kayu bakar atau memanggang ikan dibawah karena lantainya dibiarkan tanpa disemen. Biasanya kalau malam kucing memilih tidur disekat bagian bawah karena lebih hangat.

Sedangkan suasana dimesjid mereka hanya pasrah, kaum lelaki semuanya telah berkumpul disana karena menunaikan kewajiban salat jumat, dan momentum ini benar-benar dimanfaatkan oleh mereka untuk menyerang masyarakat.

Kurang ajar betul entah kemana etika berfikir manusia, orang lagi salat mau dibunuh. Apa mereka tidak menghormati agama Islam? Apa juga misi perjuangan mereka untuk menegakkan syariat Islam di bumi Aceh. Dimana otak, akal dan hati nurani mereka.

Masyarakat sangat marah, apalagi serangan ini hanya dituju untuk desa Ulee Gle saja, dengan alasan karena desa ini pro NKRI, jadi harus dikasih pelajaran dan dimusnahkan.

Bahkan yang lebih menyakitkan adalah ketika penduduk desa tetangga mulai dari desa yang pertama dijumpai dikecamatan makmur hingga ujung malah menyambut senang, berpesta pora dengan ungkapan yang menyakitkan hati. “ka digom gampong Ulee Gle, ka punah awak nyan, beu jra beu jirasa, pajoh cok lieh.” (sudah dimusnahkan kampong Ulee Gle, sudah punah mereka, biar tahu rasa. Makan tu jilat). Ternyata serangan yang maha dasyat siang itu, telah direncanakan dan desa-desa tetangga sudah mengetahui proses scenario penyerangan itu. Lebih parah lagi, setelah mereka puas dengan serangan itu, dengan nada mengejek mereka sengaja datang mengunjungi desa Ulee gle dan mengeluarkan kata-kata makian.

Alasan pemilihan waktu salat jumat, karena TNI dan Brimob biasanya sering salat jumat berjamaah, karena itu mereka memanfaatkan kesempatan itu. Karena ketika salat banyak diantara mereka yang jarang membawa senjata. Di Aceh terkenal dan sudah menjadi hal yang biasa ketika TNI terbunuh ketika baru pulang dari mesjid.

Kejadian tersebut sangat membekas dimasyarakat, tak terkecuali Loloy. Dapatkah sebuah kematian orang tercinta membelokkan jalan kehidupan seorang Loloy?. Tentu saja. Deretan peristiwa telah mempengaruhi mentalnya. Bahkan Ia sudah bisa membedakan mana suara petasan dan suara BOM. Tetapi jiwanya sangat tergoncang, ketika Ia harus kehilangan sahabatnya ketika ia berusia 4 tahun.

Kala itu rumah Loloy yang berada dekat dengan kantor TNI dan kantor Brimob membuat mereka sering kerumah, apalagi ketika ada gotongroyong dimesjid biasanya mereka akan jaga-jaga disamping, belakang dan disetiap sudut rumah. Yang lebih parah lagi, setiap pergantian pasukan mereka lebih sering memilih transit dirumah. Tidak ada anak gadis disitu, jika mungkin akan ada penilaian biasanya tentara singgah karena ada perempuan cantik. Bukan, bukan itu alasannya. Tetapi karena pemilik rumah itu adalah Almarhum kakek yang terkenal sebagai ulama paling disegani dan pejuang yang ikut melawan Belanda, malahan ayahnya termasuk pendiri desa Ulee Gle. Selain itu rumah itu satu-satunya yang masih original bernuansa Aceh. Pohon-pohon kelapa, mangga, sawo, jambu yang banyak terdapat disekeliling rumah membuat mereka santai dan menikmatinya. Selain itu dekat dengan mesjid, sehingga ketika team akan berganti dengan batalyon yang lain mereka akan menginformasikan hal ini sehingga mereka lebih nyaman ketika berada disitu,apalagi halaman yang sangat luas tidak membuat penghuni rumah tergangu dengan kedatangan mereka.

Hal ini tentu saja memberi pengaruh yang sangat besar terhadap Loloy. Ada satu hal yang membuat mereka “menjaga” keluarga Loloy, yaitu karena mereka sangat menyayangi Loloy. Ada hal yang membuat mereka aneh, dan pertanyaan itu berulang kali ditanyakan pada ibunya Loloy. Mengapa Loloy ketika berbicara tidak mirip logat Aceh, kala anak-anak lain berbicara menggunakan bahasa aceh, Loloy malah lebih fasih menggunakan bahasa Indonesia. Anak ini lebih agresif dan kreatif dan pintar, karena itu loloy lebih disukai ketimbang anak-anak yang lain. Penampilan loloy yang selalu bersih dan kritis meskipun usianya baru 3 tahun membuat mereka akrab dengan Loloy.

Keakraban yang terjalin antara Loloy dengan mereka menciptakan hubungan batin. Disinilah awal mulanya mengapa dipanggil Loloy. Nama fadlurrahman, namun diplesetin sendiri olehnya. Sehingga ketika ada yang menanyakan siapa namanya, ia akan menjawab Loloy. Sejak saat itulah Loloy menjadi panggilan akrab hingga sekarang.

Semuanya sangat menyayangi Loloy, namun ada 1 orang yang sangat berkesan dihati Loloy. Namanya Anto, entah apa yang membuat Loloy sangat sayang dengan Anto. Pernah suatu malam Loloy panas tinggi, yang lebih aneh Loloy memanggil Anto dalam ngigaunya, dan hal ini justru membuat ayahnya marah. Apalagi sebelumnya ayahnya juga kurang suka dengan tentara yang sering kerumah, meskipun ayahnya PNS namun dia agak-agak membela GAM dan sikapnya dan tutur bahasa yang kurang enak terhadap Anto, membuat Ia tidak berani bertandang kerumah. Namun, malam itu karena Loloy terus memanggil nama Anto, mau tidak mau pihak keluarga memutuskan untuk mencari Anto dan memintanya untuk menggendong Loloy. Ajaib memang setelah bertemu Anto Loloy langsung sembuh, hal ini semakin membuat ayahnya tambah kesal hihihi.

Anto tidak lama berada di Aceh, karena akhirnya dia ditarik keJakarta. Sejak saat itu Loloy belajar bahwa ia telah kehilangan sahabat yang paling dia sayang. Tak ada lagi yang membelikannya coklat, ataupun memainkan gitar ketika sore. Hanya mereka berdua, Loloy dan Anto. Perpisahan itu cukup membekas dihati loloy.

Kejadian yang sama terjadi lagi 6 bulan kemudian. Seperti biasa tentara akan singgah dirumah, biasanya mereka akan membuat tenda-tenda dirumah masyarakat. Tapi kali ini tidak hanya dirumah Loloy tapi hampir disemua rumah penduduk radius 15 meter dari kantor Danramil.

Akhirnya, Loloy menemukan sahabat terbarunya. Seorang Danki, komandan kompi Edo namanya. Kehadirannya cukup membuat Loloy bisa mengurangi kesedihannya berpisah dengan Anto. Faktor ingat akan adiknya yang masih kecil dibandung, membuat Edo semakin dekat dengan Loloy, bahkan setiap sore Edo sengaja datang untuk mengajak loloy jalan-jalan. Hape yang merupakan barang baru saat itu, sering diberikan pada Loloy sehingga keasikan merekam suara Loloy, bermain game, foto-foto. Hubungan mereka berdua bagaikan ayah dan anak. Tetapi Tuhan punya rencana lain, saat itu Edo mendapat tugas bersama regunya. Ketika ia akan berangkat Ia sengaja menyempatkan diri menjumpai Loloy, entah mengapa saat itu matanya nanar dan seolah berat untuk berangkat tugas. Mungkin ini adalah sebuah firasat bahwa itu adalah saat terakhir ia berjumpa dengan Loloy sahabat kecilnya. Karena keesokan harinya, seorang temannya datang dan memberi kabar bahwa Edo telah gugur, ia tertembak saat GAM menghadang saat operasi dihutan tepatnya selang 1 desa.

Merekam detik-detik, pastilah menemukan hari, lalu ada tahun di ujung. Menjejak waktu, adalah pasti yang tak ingkar pada uang, tak kejam pada orang. Karena matahari tidak pernah ingkar janji. Dia berlalu saja seperti pesawat dan kereta api, tapi tak pernah kembali. Namun, akan menjadi sebuah pelajaran berharga bagi siapapun. Lingkungan dan hala-hal ekstrim yang mengiringi kehidupan seorang anak manusia membuatnya semakin peka melahirkan sebuah firasat seorang anak kecil ternyata sangat tajam, Loloy seolah-olah tahu bahwa untuk kedua kalinya dia harus kehilangan sahabatnya. Entah mengapa hari itu, rentetan kalimat yang keluar dari bibirnya membuat ibu, mak cik, sepupu, dan kawan-kawan dari Edo tersentak. “Om Edo, kenapa tidak pelnah datang lagi?Loloy lihat Om Edo tadi malam dimimpi, Om Edo teltembak? Loloy sedih, loloy takut.”

Tidak ada yang tahu apa yang terjadi didalam mimpi Loloy. Karena sejak itu dia sangat ketakutan. Kesedihan jelas tergambar diraut mukanya, kehilangan sahabat terdekatnya. Dari pengakuan salah satu prajurit, bahwa selama ini Edo sengaja tidak mau dikawal, bahkan tidak pernah membawa senjata ketika berkunjung kerumah. Hal ini dilakukan karena ia tahu Loloy sudah sangat trauma dengan suara peluru dan senjata. Yang lebih mengejutkan adalah, bahwa selama ini tidak ada yang tahu bahwa pernah beberapa malam Edo sangat merindukan Loloy dan rasa itu hadir ketika malam telah larut. Edo nekat sendirian datang kerumah tapi ia tidak mau membangunkan penghuni rumah, karena itu Edo memilih tidur dirumah bawah yang biasanya sebagai tempat untuk dapur. Disitu ada teras dan ia tidur beralaskan lantai hal ini sudah cukup membuatnya bisa melepaskan rasa rindunya terhadap Loloy. Mungkin hal inilah yang membuat antara Loloy dan Edo terjalin hubungan yang sangat erat.

Sejak kematian Edo, perlahan ada sebuah rasa kehilangan yang tercipta pada sosok loloy. Ia telah belajar bahwa perang itu sangat kejam. Perang telah mengubah ritme kehidupannya.Tiarap menjadi kata yang sering dia ucapkan ketika ada bunyi apa saja yang membuatnya ketakutan. Persis seperti ketakutan yang Loloy rasakan ketika ulang tahun pertamanya.

Tuhan tahu tapi menunggu, tepat 1 hari sebelum hari ulang tahun Loloy. Saat pemerintah Indonesia dan Gerakan Aceh Merdeka menandatangani Note Kesepakatan damai Helsinki 15 Agustus 2005. Tuhan telah mengabulkan doa Loloy, berharap ulang tahunnya tak dihiasi lagi dengan dentuman senjata, agar negeri ini aman. Agar tak ada lagi cerita bahwa perang telah membawa pergi sahabatnya. Agar bulan kelahirannya tidak membawa luka dan menjadi momok baginya. Agar Loloy percaya bahwa meskipun Agustus adalah bulan yang menorehkan peristiwa yang mencengangkan dunia karena dijatuhkan Bom dikota Hiroshima dan Nagasaki, bukan berarti bulan kelahirannya itu adalah “hantu” karena disisi lain bulan Agustus adalah bulan kemerdekaan negara Indonesia dan pada bulan ini detik-detik penentu perubahan status Aceh diumumkan.

Tapi tahun-tahun sesudahnya terus bergulir. Dia berlalu saja seperti pesawat dan kereta api, tak bisa kembali, hanya sedikit memberi tahu bahwa perang telah menyisakan banyak luka. Tidak ada yang menang tidak ada yang kalah, yang ada hanyalah airmata kepedihan, kehilangan, pertikaian, pembunuhan. Bukan mengajarkan pesan moral yang berharga untuk generasi muda, justru membuat sejarah hitam dan ketakutan. Perdamaian itu masih sangat muda, masih meninggalkan sisa-sisa kepedihan. Luka yang telah tertoreh dengan sangat dalam, tentu belum bisa disembuhkan dalam waktu yang sangat cepat. Trauma dan ketakutan itu kerap hadir dalam relung-relung hati. Hanya kepada yang maha kuasa kita berserah, dan berharap bahwa kedamaian ini akan tetap abadi. Agar bukan tangisan yang tergambar dari raut muka bangsa ini, namun sebuah harapan cerah agar matahari esok akan bahagia menyambut senyum cerah bangsa ini.

NB: kisah ini aku dedikasikan untuk Loloy semoga senyum itu akan selalu menghiasi hari-harinya menjadi lebih berwarna. Jangan pernah bersedih lagi adik kecilku. Agustus tak selamanya kelabu sayang.