Sabtu, 20 Juni 2009

Bukan Sekedar Cinta Kartu Selular


Bukan Sekedar Cinta Kartu Selular

“Emang dibayar berapa sih oleh telkomsel ampe getol banget promosiin produk mereka?”protes kakakku dengan muka merengut. Pasalnya setiap ada info terbaru dari telokomsel aku pasti paling up date, bahkan lebih cepat ketimbang baliho yang dipasang di seputaran jalan protokol di Banda Aceh. Akibatnya setiap obrolanku pasti ujung-ujungnya nyelip keproduk terbaru. Saat lagi berada dicafe, sempat-sempatnya aku plesetin iklan produk sebuah minuman. “makanya apapun merck hape mu, kartunya pasti simpati” aku tersenyum dan kemudian langsung ditimpuki oleh teman-teman. Pernah suatu malam kak Linda kebingungan karena kehabisan pulsa, sedangkan ia harus mengirim sms penting untuk memberitahu kawannya bahwa besok adalah hari terakhir untuk ngumpul berkas naik seminar skripsi. Otomatis kawannya juga harus tahu syarat-syarat yang harus dipenuhi . Mau keluar malam, sori stroberi siapa yang berani kawanin, lagian mana ada counter pulsa yang buka malam-malam buta kek gini. Tapi ide brilliant muncul dari si tukang iklan ini. “eits coba cek *888# karena kalau siangnya kita make 10 sms maka gratis 10 sms di jam 11 malam.” Ujarku dengan mata berbinar. Akhirnya mereka tertolong, dan lagi-lagi aku promosi makanya pake simpati, karena simpati emang ga ada matinya.
Perjuangan belum berakhir, saat itu aku numpang di rumah kawanku. Kemudian aku melihat raut muka kebingungan tergambar dipelupuk matanya. “na, boleh minta tolong ga? Vina mau nelpon adek yang lagi kuliah dibandung. Dia lagi down banget dengan situasi kampusnya yang berkolaborasi dengan sebuah pesantren terkemuka disana. Kebayang kan betapa suntuknya terkukung disebuah pondok yang hanya boleh keluar 1 bulan sekali.” Celoteh vina. Namun, justru disaat penting seperti itu pulsanya hanya tinggal 3 ribu. Belum lagi mau isi pulsa, tempatnya juga jauh nian. Tapi, sangat disayangkan pulsaku lebih parah lagi, hanya bersisa 500 perak.
Disaat kami sedang terdiam, lampu pijar menyala dari otakku “ahaaa” aku tahu jalan keluarnya. Aku langsung menanyakan dia pake kartu apa? Dan ternyata vina adalah pelanggan setia kartu AS, jadi aku langsung menghiburnya. Tenang aja semua bisa diatur, semuanya akan beres. Hari gini pulsa seiprit bukan masalah untuk berkomunikasi. Karena kartu AS punya produk baru ni, Cuma dengan modal 1000 bisa nelpon lamaaaaaaaaa. Tinggal tekan # angka 1 diikuti nomor tujuan. “serius na? emang sejak kapana ku bohong? Ujarku penuh semangat.
Sejak saat itu semua teman-temanku sudah semakin mantap bahwa, gelar yang disematkan padaku sebagai “relawan telkomsel”, “bagian periklanan telkomsel”, “miss telokomsel” tidak dapat lagi disangkal keakuratan informasi yang aku berikan. Apalagi sejak pasca Tsunami, nama relawan sudah sangat familiar untuk orang yang mau bekerja Cuma-Cuma dengan keihklasan hati tanpa dibayar.Tidak jarang, aku sering mendapat sms dari mereka, jika mau tau info ter up date dari produk telkomsel. Aku sih santa-santai aja, malah aku merasa bahagia kalau bisa berbagi dengan mereka, kerasa nat nit nut rasanya kalau ketika ada informasi penting tapi aku tidak memberi tahu mereka. Mungkin ini berhubungan kali ya dengan profesiku sebagai penyiar. Hihihi.
Semuanya berawal dari sebuah alasan. Aku masih ingat bahwa sekitar tahun 2001 memiliki hape, memiliki kebanggaan tersendiri. Karena kala itu hape tergolong barang mewah yang hanya oleh kalangan tertentu saja yang sanggup membeli benda berbentuk persegi. Lebih aneh lagi bentuk hape tempo dulu itu aneh-aneh banget, ukurannya gede, belum lagi ada antenanya juga. Lebih mirip security ketimbang eksekutif muda hihi. 5 tahun kemudian hape bukan lagi barang yang “langka” tapi hamper disetiap tangan manusia pasti sudah mengemgam benda itu. Nah, ini ada yang lucu juga ketika seorang teman aku kembali mengingat kenangan akan hape lamanya. “ternyata jelek ya hapekuyang dulu, cocoknya buat lempar si Dogi, tapi entah napa dulu kagak nyadar klu tu hape aneh banget bentuknya” kenang kawanku yang membandingkan bentuk hape sekarang yang jauh lebih elegan bentuknya. “jadi nyesel dulu sering berlagak sok patent dengan hape model ginian.” Ungkapnya nyesal.
Lain halnya dengan pengalamanku. Jangankan menyentuh hape, sejak kecil aku selalu lewat didepan toko mainan anak-anak dan aku hanya bisa memandang sebuah telepon mainan dari balik kaca. Aku selalu bermimpi agar bisa memiliki telepon boongan itu, tapi tabunganku belum cukup untuk membelinya. Mau minta sama orang tua, aku tidak tega, apalagi gaji ayahku sebagai seorang guru tidak cukup untuk menyanggupi keinginanku itu. Akhirya untuk menghibur keinginanku itu, setiap pulang sekolah aku selalu menyempatkan waktuku untuk singgah dan menatap telepon itu dan menyimpan kememori otakku, agar ketika malam tiba saat aku hendak kepulau kapuk. Aku bisa memimpikannya dalam mimpi indahku.
Akhirnya keinginanku itu berlalu seiring bertambah usiaku. Aku sudah 12 tahun tapi belum menyentuh dan tahu cara mengoperasikan telepon. Ketika beranjak usia 15 tahun untuk pertama kalinya aku mengunakan telepon yang ada dirumah kakekku yang tergolong kaya raya. Betapa bahagianya aku saat disebrang telepon seorang ibu bilang” wah suara kamu bagus banget”. Sejak saat itu aku baru sadar kalau suaraku bagus. Apalagi setiap aku menerima telepon, abang-abang tetangga yang main kerumah kakek selalu menyempatkan diri untuk mendengar suaraku. Weks hiihi.
Suatu hari ditahun 2003, kawan k’linda memberikan kesempatan bagiku agar bisa memegang hape. Tak terkira betapa bahagianya aku saat itu. Rasanya seperti pengusaha yang sering aku lihat dimajalah. Oleh k’isra aku diajarin cara aktifin hape, tekan tombol hingga mengirimkan sms. Mungkin, k’isra ga pernah tahu bahwa saat itu aku begitu gemetaran saat memegang hape, rasanya jantung ini hampir copot. Soalnya aku takut jika hape yang aku pegang terjatuh. Norak banget kan? Apalagi saat itu ada cowok cakep yang melintas didepanku dan melihatku, padahal dia ga tahu kalau aku “sok pintar” mengoperasikannya. Padahal aku cuma pelototin hape doank.
Ada yang lebih parah dari aku, yaitu k’linda dan sepupuku hera. Hamper tiap malam mereka kumat gila hape. Mungkin kalau emaknya Andrea Hirata melihat situasi mereka, pasti akan di bilang kalau kedua sodaraku itu mengidap pneyakit gila no 4. coba kamu bayangkan kawan, botol bedak mereka “palsukan” jadi sebuah hape. Maklum anak kos, untuk makan 1 bulan aja sudah kocar-kacir. Mereka akan gila-gilaan acting hingga membuat aku mau muntah. Apalagi saat sudah masuk akhir bulan, mereka akan cari kesibukan untuk menghilangkan rasa lapar dengan hal aneh itu. Tak jarang kalau aku sudah melihat gelagat yang aneh dari mereka, maka aku lebih memilih pergi. Namun, itu hanya berlangsung 6 bulan,karena akhirnya hera berhasil mengumpulkan duit untuk beli hape. Tapi lebih parah lagi, karena dia hanya bisa bermain game dengan hape baru. Masalahnya harga kartu perdana saat itu SIM Card Simpati Nusantara dari Telkomsel harus dibeli dengan harga Rp. 200.000 dan telah tersisi Rp. 100.000 pulsa pada saat itu, mahal benar memang kalau kita bandingkan dengan sekarang dimana harga kartu perdana sekarang cuma Rp. 8.000. Betapa malangnya nasib sepupuku kala itu. Aku masih ingat ketika mereka berputar-putar mencari simcard dengan harga murah, tapi murahnya cuma beda 5 ribu rupiah. Akhirnya setelah puasa jajan selama 2 minggu, hera berhasil mendapatkan kartuperdana, dan ternyata setelah dirumah dia barusadar nomornya itu berakhiran tanggal dan bulan kelahiran kakakku. Mungkin wajar karena mereka adalah pasangan “gila hape” penghuni kamarku.
Nasib baik belum berpihak padaku, dan ini sungguh membuat aku bersumpah bahwa suatu hari aku akan memiliki hape. Apalagi sikakak sudah membobol tabungannya. Jadilah mereka berdua “orang paling kaya”, sedangkan aku sering ditertawakan karena masih gatek. Lebih parah lagi aku tidak boleh terlalu sering menyentuh hape mereka. Pernah suatu malam, aku nyolong 1 sms dari hape kakakku untuk mengirimkan sms keradio kesayanganku. Padahal aku sudah mau gila digigit nyamuk demi menunggu kedua mahkluk itu tertidur. Puas rasanya berhasil mengirimkan sms, tapi keesokan pagi aku langung kena damprat dari k’linda karena dia tahu aku telah menggunakan hapenya dari sent item yang tertera dihape. Buatnya 1 sms yang bernilai Rp. 350 sangat berharga.
Seringnya aku tertindas oleh kedua kakakku, membuat aku semakin sedih. Namun, setelah Tsunami, karena anjuran ibuku. Membuat sikakak harus merelakan hapenya aku pegang, karena aku lebih duluan balik kebanda aceh. Tepatnya diawal februari 2005. gempa susulan yang sering terjadi membuat ibuku was-was akan keadaanku. Apalagi aku harus mengurus status kemahasiswaan kedua sodaraku itu di universitas syiah kuala, jadinya hanya aku saja yang berada dibanda aceh. Apalagi pasca tsunami, telkomsel mengratiskan biaya untuk masyarakat, sehingga komunikasi saat itu sangat terbantu. Bahkan karena simpati, telah membuat ibuku dan warga kampung sedikit lega karena informasi keadaan anak-anaknya yang kuliah dibanda aceh. Entah bagaimana kalau tanpa telkomsel yang mau berbaik hati.
Hape pinjaman dari sikakak, langsung aku manfaatkan untuk mencari tahu keberadaan salah seorang penyiar favorit aku yaitu Deni Prasetya. Aku belum sempat berterimakasih padanya karena selalu mau mendengarkan curhatku, saat aku telepon off air keradio One. Biasanya aku memanfaatkan telepon ibu kos sambil mengumpet dibalik lemari. Bahkan aku belum sempat memberitahukan kedia bahwa ada seorang penyiar yang bersuara sama dengannya di sebuah radio lain. Aku ga tahu apakah dia selamat atau tidak, tetapi aku terus berusaha mencari informasi kekoran. Hingga akhirnya suatu sore, saat aku sedang mendengarkan radio Visi FM, aku mendengar sebuah kalimat yang sangat familiar ditelingaku “malaikat kecil” dipenutup cerita yang ia bawakan. Suntan saraf-saraf otakku mengirimkan pesan agar aku langsung menelpon si pemilik suara itu. “b’Deni kan?” Tanyaku penuh harap, dan ternyata benar bahkan Deni Prasetya adalah Hendra yang juga merangkap di 2 radio. Betapa leganya hatiku saat itu. Sekali lagi karena kartu simpati yang aku gunakan meskipun hanya nebeng punya kakakku.
Sejak b’Deni meminta nomorku akusempat gelalapan ga hapal no k’linda. Hingga akhirnya k’linda balik kebanda aceh dan mulai menyita hape miliknya. Lebih parah lagi ketika aku menerima sms atau telepon dari b’deni, kakakkupasti mensortir dulu is isms, bahkan ketika telepon darinya berdering si kakak akan melarangku untuk mengangkat telepon. Kesel sekali karena merasa diawasi setiap menerima telepon, pernah aku kabur kekamar mandi saat menerima telepon, biar sikakak ga nguping kalau aku sedang berbicara ditelepon.
Maret 2005 akhirnya aku memutuskan mengambil tabunganku untuk membeli hape Sony Ericsson T 630i. sedih rasanya kala 1,8 juta ludes untuk membeli hape, belum lagi mengingat perjuangan menahan lapar saat teman-teman makan dikantin. Tabungan selama 3 tahun itu habis dalam sekejab. Hanya 50 ribu saja yang tersisa dibuku tabungan biruku. Karena ibuku pernah berpesan bahwa kalau sudah punya hape harus menggunakan simcard simpati karena telah berjasa kala Tsunami. Langung saja aku membeli kartu prabayar Simpati Telkomsel, yang juga merupakan kartu prabayar GSM isi ulang pertama di Indonesia, bahkan di Asia yang diluncurkan Tahun 1997, saat ini sudah dipakai lebih dari 11,8 juta pelanggan atau 45% dari pengguna kartu prabayar di seluruh Indonesia. Apalagi Kartu Simpati itu banyak diminati karena jaringannya sudah menjangkau seluruh kota dan kabupaten hingga pelosok tanah air.
Nasibku jauh lebih baik dari kakak dan sepupuku. Karena harga simcard sudah sangat murah. Saat itu teringat iklan di televisi, saat acara peluncuran Simpati 10 Hoki, kartu perdana Simpati edisi baru yang memberikan 10 keuntungan bagi penggunanya. pelanggan akan mendapatkan produk dengan harga terjangkau yang dilengkapi berbagai keuntungan termasuk bonus pulsa untuk SMS, menelpon dan download konten. Paket perdana Simpati 10 Hoki, semakin lengkap dalam memberikan kenyamanan berkomunikasi sekaligus berbagi bonus. Hanya dengan harga Rp25.000 (sudah termasuk PPN 10%), aku telah menikmati benefit senilai Rp61.500 (terdiri dari pulsa perdana Rp15.000 dan bonus Hoki Rp46.500). Sedangkan untuk menikmati free-Content, pelanggan cukup mengetik "hoki ramal/ hoki ringtone/ hoki gambar" dan kirim ke 1818. Dan untuk mengecek informasi Free-content, cukup ketik "hoki cek" dan kirim ke 1818.
Itulah awalnya bakat-bakat iklan sudah terpatri padaku. Aku masih ingat kotak hitam yang membungkus simcard baruku. Aku masih menyimpan kotak itu.


kotak simcard simpati nusantara edisi tahun 2005

Mungkin aku karma karena mengatakan kedua sodaraku itu mengidap penyakit “gila hape”. Karena sejak aku memiliki hape, selain jadi miss. Telkomsel. Aku juga dikenal sebagai Miss. ganti-ganti kartu. Tetapi meskipun begitu no yang aku gunakan hanya 1 yaitu 081360306284, tetapi sayang 1 tahun yang lalu nomor itu tiba-tiba heng rusak, tidak bisa aku gunakan lagi. Padahal 3 tahun kartu simpati itu telah menemaniku termasuk nomor yang paling hoki, karena aku masih ingat ketika dipanggil test audisi penyiar radio aku menggunakan nomor itu, bahkan aku kala aku menjadi tentor disalah satu bimbingan belajar terfavorit dibanda aceh, kartu itu telah menjadi saksi bisu akan keberhasilanku selama ini.
Sebenarnya aku punya alasan hobi membeli kartu perdana. Apalagi tempo dulu untuk mengisi pulsa masih sangat mahal. Tidak seperti sekarang bisa isi pulsa dengan nominal 10 bahkan 5 ribu. Persiapan untuk menelpon dosen ketika konsul untuk makalah kolokium, ataupun mengucapkan selamat ulang tahun untuk kawanku melalui radio,membuatku harus menyiapkan pulsa lebih. Tak ayal membeli kartu perdana yang relatif murah harganya menjadi pilihan. Bahkan, kalau aku harus menjawab pertanyaan dari siswa-siswaku yang ikut bimbel otomatis aku telah punya stock kartu. Tinggal buka bagian belakang hape dan langung ganti kartu. Tak jarang teman-teman mengira aku memiliki 3 hape karena dalam waktu 5 menit aku telah menggunkan 3 nomor sekaligus. Padahal mereka tidak tahu kalau aku telah begitu lihai dalam membongkar pasang hape.
Tetapi ada yang menarik, saat itu sahabatku yang penyiar radio itu ulang tahun tanggal 28 Mei, 2 hari selang dengan ulang tahun Telkomsel. Kebetulan saat itu saat mengecek pulsa *888# setelah jumlah pulsa yang aku miliki dibawahnya tertera “dalam rangka ulang tahun telkomsel yang jatuh pada tanggal 26 Mei, maka pelanggan telkomsel akan mendapatkan gratis menelpon kesesama pelanggan telkomsel selama * hari.” Aku lupa berapa hari kalau tidak salah 6 hari. Kesempatan itu tidak aku sia-siakan untuk mengucapkan selamat ulang tahun untuk b’deni si malaikat kecil itu.
B’deni adalah salah satu saksi akan hobiku itu, karena setiap aku membeli kartu baru, pasti dia orang yang pertama yang aku telepon. Hingga suatu hari dia bilang ”Na. abang udah bingung mau save nomor nana dihape, soalnya Nana asik ganti nomor mulu sih. Ntar kalau mau nelpon ga mungkin dunk abang harus cek dari 20 kartu yang udah nana gunakan.”protesnya.
Terkadang aku begitu kasihan melihat hapeku yang sudah menjadi lusuh karena dalam 1 hari aku bisa mengganti kartu sampai 5 kartu. Tergantung kebutuhan nelpon juga sih. Makanya aku hapal semua produk yang dikeluarkan oleh Telkomsel, dan aku tidak pernah melewatkan iklan yang aku lihat dari TV ibu kos aku.
Tanpa aku sadari aku telah mengoleksi lebih dari 237 kartu simpati, semuanya lengkap. Mulai dari edisi simpati Hoki, simpati ekstra, simpati JITU, simpati PeDe hingga simpati PeDe 13 yang sekarang telah berubah covernya menjadi warna perak, sipmati pede sebelumnya berwarna merah. Yang pasti lengkap dengan content dan pelayanan yang luarbiasa. Kartu-kartu tersebut aku simpan sampai sekarang, meskipun tidak selengkap dulu lagi. Karena februari 2009 kemaren kamar kos aku kebanjiran, aku sangat marah karena memilih tinggal dikawasan kosan yang ternyata rendah dan tidak ada saluran selokan. Yang menyebabkan laptop, bahkan hape bererta 4 kotak koleksi simcardku juga ikut terendam banjir. Yang pertama kali aku cari saat aku membersihkan kamraku adalah mencari kartu-kartuku yang telah tercecer diair banjir. Susah payah aku mengumpulkan 237 kartu itu, aku tidak mau kehilanganmemori yang sudah terekam dari setiap sms yang aku simpan di sim archive simcard. Meskipun kartunya sudah tidak aktif lagi, tapi diwaktu senggang aku bisa memasukkan simcard tersebut untuk sekedar membaca sms yang pernah dikirimkan oleh mantan pacarku.
Susah payah aku mengumpulkan akhirnya hanya 1 kotak kartu yang berhasil aku kumpulkan. Ini dia fotonya

Foto kartu simcard pasca banjir

Sebenarnya ada banyak cerita yangtersimpan dalam simcard itu, aku hampir menangis saat aku belum menemukan 2 kartu simpati yang pernah punya kenangan yang tidak akan terlupakan. Apalagi hapeku juga ikut terendam, padahal record suara mantanku dan ucapan selamat ulangtahun yang diucapkan disebuah radio tepat ketika tanggal 4 oktober 2006 ketika bulan ramadhan. Sampai saat ini aku akan terus menyimpan hape kesayanganku yang telah menemaniku selama 4 tahun. Dia pergi tepat dihari ulangtahunnya. Padahal aku tidak akan pernah menggantikan posisi hape itu dihatiku, meskipun aku sering kewalahan menghadapi penyakit tua yang telah merasuki nya yang disebabkan oleh ulahku yang sering mengulik bagian belakang hape untuk mengganti kartu. Tapi hapeku tetap setia. Semuanya berawal ketika aku bersembunyi dikamar mandi saat pacarku menelpon tengah malam. Dulu belum ada tariff simpati pede, jadi kalau mau nelpon murah harus tunggu jam 11 malam, jadi sambil menunggu tidur. Kebetulan kakakku yang lagi tugas pra jabatan dibanda aceh,makanya dia nginap dikosan aku. Otomatis aku harus bisa memastikan ia sudah tertidur pulas. Setelah aku mensilentkan hape, langsung aku kabur dan biar kakak tidak curiga aku menyiramkan air dikamar mandi biar kelihatan lagi pipis, nah rupanya aku lupa klu hape aku letakkan disaku baju dan akhirnya “plung” hapeku jatuh ke bak mandi. Gelalapan aku jadinya, tapi syukurlah hapeku masih baik-baik saja. Sama ya bandelnya dengan empunya. Tapi konsekuensinya adalah layar wallpaper hape menjadi buram, jadinya kalau mau baca sms harus ketempat yang agak teduh jauh dari sinar matahari. Penderitaan belum berakhir jika sedang membaca sms,maka untuk balik kemenu awal sangat susah. Tapi aku tidak kehilangan akal, karena aku punya trik JITU yaitu setelah baca sms, kursosnya aku naikkan tepat dinomor pengirim sehingga akan tertekan call, dan itu akan membuat bisa balik kemenu awal. Bahkan saking getolnya aku mempertahankan hapeku, bos dikantor ampe marah-marah karena kadang aku agak lama membaca sms dan kurang jelas karena factor layar buram. Seandainya banjir itu tidak datang, dan aku tidak sedang mencharger baterai yang membuatku meletakkan hapeku di dekat buku yang baru aku baca, mungkin aku tidak akan kehilangannya.
Kawan, mungkin kalian penasaran apa sih cerita yang sangat berharga buatku sampai aku harus mengorek Lumpur agar aku menemukan kartu simpati yang berakhiran angka 928 di ujungnya. Ini ni ceritanya.
Kalau kebanyakan cewek-cewek pada ketakutan jika ditinggal sendirian dirumah, apalagi jika rumahnya lumanyan gede, tapi hal itu ga berlaku buat aku. Rumah dengan 7 kamar, ditambah ruangan tamu yang bisa menampung 15 orang, belum lagi dapurnya yang luasnya bisa untuk main futsal dikala hujan hihi. Pada saat teman-teman aku pada mudik ke Meulaboh, Bireuen, Aceh selatan ketika ramadhan tiba, sedangkan aku tidak terpaksa batal mudik karena terbentur jadwal kerja di radio. Tapi, aku samasekali tidak bersedih justru aku merasa sangat bahagia. Meskipun aku sampai bengek ngepel lantai rumah setiap pagi, itu ga jadi masalah. Bahkan pernah suatu hari ketika kawan ngantarin aku pulang kerumah. “busyet ke! Berani tinggal sendirian dirumah? Segini gede rumahnya tapi ke cuma senyam-senyum. Kalau ga berani ntar boleh kok nginap dirumah aku.” Ujar temen aku dengan raut muka yang penuh keheranan. Belum tau dia betapa menyenangkan tinggal sendirian dirumah. Malah aku berharap teman-teman yang lagi mudik, betah dikampungnya kalau perlu ampe lebaran idul adha disana. Mau tau kenapa?
virus coklat tai kambing sudah merasuki diriku. Btw yang lagi baca ada yang kagak ngerti ya istilah virus ini? Hihihi itu virus jatuh cinta kawan!
Kala itu September 2007, entah mengapa ramadhan kali ini aku begitu rajin menggeluti pekerjaan yang paling menyebalkan bagiku. Salah satu alasan yang membuat aku kagak betah tinggal dirumah apalagi kalau ada arisan, adalah memasak. Namun, kali ini aturan itu ga berlaku lagi bagiku justru aku begitu semangat 45 melakukannya. Alasannya cuma 1, dan aku sampai kapanpun akan sangat berhutang budi kepada simpati. Setiap 1 jam sekali aku ditelpon, mulai dari bangun sahur ampe menjelang siang komunikasi ga putus. Misalnya pas udah siang pacarku pasti nanyain “lagi ngapain cinta? Masak apa hari ini? Ehm menunya pasti Nyummi.” Nah ketahuan kan, aku tuch bela-belain masak karena serasa udah berkeluarga, jadi nyiapin makanan berbuka untuk suami tercinta. Apalagi ketika menjelang buka puasa, wuiiih seru. Jarak bukan masalah lagi, jadi kami sama-sama tau suasana buka puasa meskipun kami ga ditempat yang sama. Bayangin aja coba, saat aku lagi nyiapin menu berbuka diatas meja perasaan kayak nunggu suami pulang kerja, padahal itu cuma bohong-bohongan kawan. Masalahnya pacarku kerja diluar kota. Simpati emang paling ngerti apa yang aku mau, paling ngerti kebutuhan aku.
23.00 WIB, Yuhuiii it’s time for Miow. Miow itu panggilan saying untuk pacarku lucu kan. Kan kalau siang ga boleh pacaran ntar batal hihi. Nah, semua pada tau kan kalau jam segitu simpati punya produk nelpon murah dari jam 11 malam ampe jam 7 pagi. Jadi, ada ceritanya ni sebelum jarum pendek menunjukkan angka 11 dan jarum panjang tergeletak tepat diangka 12. kalau biasanya ibu-ibu sibuk nyiapin menu sahur di jam 3 subuh, hal itu ga berlaku buat aku. Itulah kalau udah gila ma cinta, semua kebiasan dan aturan aku ubah seenak hatiku. Nah, yang paling seru adalah saat tadarus bareng ma dia, jadi ketika aku ngaji dia perhatiin apakah ada yang salah mahkrajnya begitu juga sebaliknya. Beruntungnya diriku memiliki pacar yang jago ngaji seperti dia. Penerapan tarif ekonomis (off peak) Rp 150/ 30 detik ke sesama Telkomsel (kartuHALO, Simpati dan Kartu As) ke seluruh Indonesia pada jam 23.00 sampai dengan 07.00. Waktu bukan lagi masalah karena pake tarif murah, jadi aku ga perlu naruh jam di depan jidatku agar aku bisa menghitung waktu ang penting nelpon terus ampe sahur.
Terkadang bete juga sih, ngomong sendiri dengan telepon persis seperti orang gila. Meskipun sebenarnya diseberang sana ada seseorang yang mendengar suaraku, tetapi tetap aja rasa garing itu datang. Coba bayangin 5 jam ngobrol tapi yang ada di depan muka cuma hape doank. Dan hal itu juga dirasakan oleh Mioew, trus dia bilang kita pake 3G aja jadi bisa saling bertatapan muka, kayak diiklan gitu, (betul kan aku bilang juga apa, kami memang pemerhati iklan sejati). Namun, kali ini aku jadi sedih karena fitur di hapeku tidak mendukung. Padahal telkomsel udah berbaik hati menghadirkan layanan berbasis teknologi 3G di Nangroe Aceh Darusalam pada tanggal 17 Maret 2007, dalam rangka mendukung percepatan pembangunan paska Tsunami. Menurut info yang aku baca dari Koran, telkomsel pengen menjadikan wilayah Aceh mampu menggunakan layanan telekomunikasi sejajar dengan kota-kota maju lainnya di berbagai belahan dunia.
Aku masih ingat betul saat Mioew menceritakan padaku acara Peluncuran 3G yang ditandai dengan dilakukannya international video call antara Menkominfo Sofyan Djalil didampingi Gubernur NAD Irwandi Yusuf dengan President Director Ericsson Indonesia Bengt Thornberg yang berada di Swedia, yang menandai hadirnya era baru di mana kini masyarakat internasional dan Aceh dapat saling menyapa dan berbagi, langsung dari ponsel secara live layaknya bertatap muka.
Pernah terbersit dihatiku “ternyata ga enak jadi orang miskin, ga bisa beli hape canggih. Mau beli hape aja mesti bela-belain bawa air dari rumah, biar ngirit ga usah minum dikantin. Minumnya aja sambil pura-pura bayangin minum capucino, padahal cuma boongan.”
Eits, jangan sedih gitu dunk! Karena masih banyak cara lain kok untuk bahagiain pacar. Suatu hari, Mioew lagi dikampungnya di Sigli. Rupanya koneksi sinyal simpati di sana agak sedikit parah. Sebenarnya ada beberapa titik yang sinyalnya lumanyan bagus. Tapi mana enak nelpon pacar kalau lagi dirumah,apalagi bapaknya itu seorang ulama. Mau dikejar pake bamboo apa sama bapaknya? Pernah suatu malam dia lagi nelpon aku tapi dia agak ngendap-ngendap gitu di kamarnya. Bahkan dia bela-belain olesin oli motor dipintu biar ga berderit kalau dibuka. Yach, dia terpaksa kabur kelantai 2 rumahnya karena mesti gantungin hapenya biar dapat sinyal, terpaksalah dia berdiri diatas tempat tidur ketika sedang menelpon. Disaat lagi asik nelpon, bapaknya masuk kamar dan menyuruhnya turun untuk ngaji hihihi, lagian dia juga bandel, sejak dari pertama aku terima telepon dari seberang sana aku sudah mendengar lantunan ayat suci Al-Quran dari calon mertuaku.
Bukan Mioe namanya kalau dia nyerah, berbekal alasan mau tadarus dimeunasah dia meninggalkan rumah dan membawa seperangkat makanan. Yakin ni mau ke meunasah? Hayooo kalian mau nebak ga? Ternyata dia telah menemukan tempat yang cocok untuk dijadikan markas cinta. Ternyata dia ga berbelok ke meunasah, tapi justru ngacir kebelakang meunasah yang ada sungainya plus pohon bamboo sebagai saksi bisu. Pengen ketawa juga saat mendengar suara dia yang terputus-putus. Bab bab bib bib kerasa pacaran ma orang gagu nich. Tapi, aku ga jadi tertawa justru tambah sayang melihat perjuangan dia mencari sinyal. Merinding juga lo malam-malam berkunjung dekat sungai, kadang aku tanya itu bunyi apa? Trus dia bilang ma denger ga suara hembusan angin yang menerpa pohon bambu?. Makanya buat telkomsel, tolong dong lebih diperluas lagi jangkauan sinyalnya. Memang sih bukan untuk mempermudah hubungan orang yang lagi pacaran, tapi justru aku tahu banyak tentang desa itu dari cerita Mioew bahwa desa itu juga termasuk jauh dari pusat kota. Sayang juga masyarakat yang butuh sinyal bagus untuk komunikasi. Kadang gara-gara sinyal orang bisa rebut karena ucapan yang kurang jelas, bahkan tidak jarang ketika nelpon harus teriak-teriak biar yang diseberangtelepon dengar. Apalagi, sudah tabiat orang aceh kalau berbicara itu harus sopan, tapi kalau sinyalnya eng ong tidak jarang malah membuat orang lain jadi tersinggung karena teriak-teriak, belum lagi intonasinya yang tambah gede.
Namun, disisi lain aku malah pengen berterimakasih pada telkomsel. Karena gara-gara sinyal yang error justru bisa membuktikan bahwa pacarku setia sanget. Buktinya dia mau bela-belain kabur nelpon didekat sungai, bertemankan pohon bamboo. Belum lagi ikut dimeriahkan oleh paduan orkestra dari pasukan nyamuk.
Tetapi sayang, suatu hari saat aku mengganti kartu dengan kartu simpati yang satu lagi karena aku harus menelpon dosenku. Apalagi p’dedi Bos aku diradio, sempat ngomel-ngomel karena setiap dia mengirimkan sms untukku pasti laporan terkirim baru diterima jam 8 malam, sedangkan beliau mengirimkan jam 9 pagi. Oya, aku lupa cerita kalau aku punya kebiasaan untuk menggunakan 2 nomor abadi, yang pertama untuk seluruh nomor yang ada diphone book, sedangkan yang kedua hanya untuk orang yang paling special dihatiku. Jadi hanya pacarku dan orang-orang terdekatku yang tahu nomorku, seperti keluargaku dan sahabat terdekatku. Aku khawatir kalau ada peristiwa penting mereka tidak tahu harus menelpon kemana. Karena aku hanya memiliki 1 hape butut.
Entah kemana tiba-tiba simcard aku hilang, aku sudah mencari sampai kekolong tempat tidur, aku korek-korek tong sampah siapa tahu kakakku iseng karena dia kesel melihatku suka ganti kartu dan asik pacaran dengan Mioew. Kelelahan aku mencarinya takpernah kutemukan, hingga akhirnya di juni 2008 aku menemukannya dibawah kasur terselip dibagian lipitan kasur. Mungkin simcard itu tahu kalau bulan juni adalah moment awal aku pacaran dengan Mioew.
Sedih rasanya karena sejak aku kehilangan kartuku, aku tidak pernah lagi berhubungan dengan Mioew. Apalagi saat telkomsel meluncurkan produk terbarunya Simpati PeDe 13 tepat di hari ulang tahun Telkomsel ke-13, pelanggan simPATI mendapat kado komunikasi sangat murah yakni Rp0,5/detik setelah detik ke-13 hingga menit ke-13 ke sesama Telkomsel (kartuHALO, simPATI dan Kartu As) pada pukul 00.00 - 06.00 waktu setempat. berlaku mulai tanggal 9 Mei s.d 30 Juni 2008. Biasanya kami akan telponan ampe telinga panas, malahan beberapa kali harus charger hape karena baterai habis. Kini, aku hanya bisa tersenyum dan menatap ketikan tarif yang biasa aku ketik dan aku berikan untuk Mioew.
Kadangkala aku hanya bisa menatap baliho iklan-iklan telkomsel mulai dari kartu AS, kartu Simpati yang aku gunakan saat ini. Apalagi sejak banjir tempo hari, aku harus menggantikan hapeku. Sekaligus telah mengikis “hobi” lamaku, sebab aku kesulitan membuka hape sehingga tidak bisa menggunakan kartu yang baru. Beberapa kali aku mencoba mengamati dan mencari dimana celah yang bisa dicungkil. Fenomena ini membuatku harus “puasa” dari produk-produk telkomsel. Dan itu berlangsung sampai april kemarin. Kakiku yang lasak, tidak sengaja terkait dengan kabel baterai hape yang sedang aku charger. Akibatnya hapeku terlempar dari tempat tidur kelantai. Akhirnya kamu bisa menebak apa yang terjadi. Bagian punggung belakang hape terlepas, bukannya shock ataupun panik karena badan hape terlepas menjadi 2 bagian, aku malah tersenyum penuh bahagia karena akhirnya bagian yang sudah lama aku pelototin, harus menyerah pada keadaan. Hihihi padahal biasanya susah nian melepaskannya.
Aku tidak menyia-nyiakan kesempatan ini. Sudah bisa kalian tebak kalau “penyakit lama” yaitu hobi ganti kartu langsung terlintas di otakku yang brilliant. Aku mengeluarkan sebuah kartu AS Press yang sudah lama aku simpan, yang aku beli dengan harga 6 ribu rupiah. Keesokan paginya aku bingung tujuh keliling, aku ga bisa ngirim sms padahal pulsaku masih banyak. Tidak hanya itu, yang membuat aku tambah heran kok ada sms dari mantanku dulu? ternyata eh ternyata aku salah masuin kartu. Yang aku masukkan adalah kartu lama yang aku simpan dikotak hitam yang berisi ratusan kartu. Aku salah ambil kartu dan lebih parahnya lagi hapeku ga bisa terbuka lagi. Panik sudah pasti, apalagi aku dah janji dengan kawan. belum lagi jam 10.00 aku harus mengikuti test guitar orkestra, dan aku ditegur olehnya, bahkan dibilang kedisiplinanku bisa dinilai dari kedatangankuyangtelat 5 menit. Padahal dari jam 9 aku sudah sampai di seputaran kampus Darusalam.
Keterlambatanku disebabkan karena aku nyari counter hape yg bisa menolongku membuka hape yang telah “membungkamkan mulutnya” dan menelan kartu AS lamaku. Toko-toko voucher tapi ga da yang bisa membukanya. Namun, aku tidak kehilangan akal, malahan aku tidak amblil pusing dengan omelan bang Arie, yang merupakan direktur guitar orkestra. Yang lebih parah pada saat diwawancara aku sempat-sempatnya minta tolong ke dia agar bantuin membuka hapeku hihihi
Akhirnya aku wara wiri lagi kesimpang galon Darussalam, anak yang aneh memang. Pandanganku tertuju kesebuah counter hape, karena aku percaya mereka pasti ngerti, karena sering berkutit dengan hape. Namun aku ga mungkin langsung nyuruh mereka bukain hape, terpaksa beli pulsa 10 ribu rupian biar ga nampak tidak ada modal, atau kurang kerjaan kerjaan. Dengan pandangan penuh tidak keyakinan, aku memoyongkan mulutku 5centi dan meicingkan mataku. Aku curiga jangan-jangan dia operator amatiran. Aku hamper menjerit kala dia mempretelin hape. Tapi Akhirnya perjuangan pun berakhir yuhuiiiiiiiiiiiiiiiii hapeku terbuka. Sejak saat itu aku pun kapok ganti kartu lagi.
Pengalaman telah mengajarkanku agar tetap setia pada 1 pasangan saja. Berjuta cerita telah aku lalui bersama telkomsel yang mengajarkan sebuah pesan moral yang akan terus menjadi bagian mozaik dalam kehidupanku. Bahwa cinta itu tidak akan pernah pudar takkala kita selalu memberikan yang terbaik dan mengerti pasangan kita. Belajarlah agar selalu bisa memberi bukan untuk menerima, bagaimanapun sebuah cinta akan terus langgeng takkala ada sebuah kepercayaan yang terus dijaga. Apalagi ketika cinta itu hadir dari hati, sebuah cinta tanpa syarat. karena itu TELKOMSEL selama 14 tahun tetap menjadi pilihan yang dipilih karena hati. sekali lagi SELAMAT ULANGTAHUN TELKOMSEL YANG KE 14,semoga terus menjadi bagian dari kelaurga besar Indonesia

24 komentar:

brian mengatakan...

sy suka dngn pngalaman nana... kmu bs jd yang tebaik.....

nanacicio1028 mengatakan...

thanks ya untuk comentnya, sebenarnya ada lebih banyak lagi pengalamnya tapi karena laptop dah heng jadi klu mati lampu g abisa pake krn laptopnya dah pernah terndam banjir jadinya baterainya dah soak klu mati lampu ga bisa pake...ntar dech nan asambung lagi ceritanya karena banyak banget masih termasuk ngerjain opeartor yg heng hihi

Anonim mengatakan...

ahahaaa cerita ttg cinta yang didukung oleh telkomsel...

Anonim mengatakan...

sepertinya mantan pacar juga ikut baca ni...pengalam paling gil, ayah ngaji anaknya pacaran huhu hihihi...pacaran ini disponsoro oleh telkomsel..perlu berterimakasih banyak ni ma telkomsel...btw banyak juga koleksi kartunya

FAISAL mengatakan...

WOOOW Awesome. Menarik xxxx.

Anonim mengatakan...

woi ajarin lah cara buat blog, mau kasih komen tapi aku ga da blog..wah seru ya ceritanya...aku banget tuch. fantastic moment..eh btw lu harus berterimaksih dunk buat simpati...tapi sayang ya kalian ga da pacaran lagi disaat simpati pede dah heboh dgn tarif murahnya...

Anonim mengatakan...

wah wanna great story, eh kenalin aku Andrew, wah aku tadi ga sengaja baca blog kamu, apalgi yg ini. tadinya iseng2 aja, eh ternayata seru juga ya..btw buat aku ketawa baca gaya kamu dgn masa lalu yg penuh kartu2 itu hihi, oh ya masih hobbi koleksi kartu ni? boleh dunk kenalan...aku andrew kul di FK. nana kul dimana?

Cheryl Charissa Ferucha mengatakan...

Great &Amazing. aku yakin melihat dari gaya nana bertutur, aku bisa membaca karakter kamu yg selalu bahagia, ingin mebuat dunia ini menyenangkan, fun, iseng, lucu, unik, dan yang pasti kamu tu orangnya setia dan mau berkorban dan baik banget demi orang lain..oya aku suka banget dan penasaran dengan judul blog kamu, "bukan sekedar cinta kartu selular" dan kalimay penutup itu lho, kena banget "sebuah cinta tanpa syarat" makanya aku ampe kenalin blog kamu ke pacar aku...karena dia tu doyan banget ngumpulin kartu hihihi..good Luck ya...ehm eh aku suka lho dgn foto koleksi simcard kamu...emang ya kamu tu setia banget

Cheryl Charissa Ferucha mengatakan...

btw, cha2 tunggu ya blog berikutnya, oya kawan aku usul katanya napa g acoba buat buku aja untuk cerita2 lucu, bener lo..temen2 aku pada ketawa ngakak baca cerita kamu. alami banget, kelihatan polosnya, mereka pada coba2 nyari simcard yg dah mereka buang pengen koleksi juga kek kamu..hihi keknya telkomsel mesti ngasih penghargaan ni buat nana. salut ni, btw dah berap alam hobbi ngoleksi simcard? wah bisa ni kit abuat club simcard..cahyooo ya

Cheryl Charissa Ferucha mengatakan...

mantap cerita2 di blog kamu, tapi yang ini dilombakan ya? baru tau cha2..btw keren2 mantap banget

baiquni mengatakan...

emang lah kak, tampang qe dah kek sales ajah... huahahahaha

Dolphin Bay mengatakan...

seruu banget ya, wah telkomsel mesti ngasih penghargaan tu buat nana..secara tetap setia dengan telkomsel, ga mau berpindah kelain hati...congrat ya, semoga sukses ya

Dolphin Bay mengatakan...

eh ada yg kirim salam ni, katanya dia suka dengan blog kamu...seru, dia bilang kamu pasti anaknya lucu, asik, nyenengin..hihi..eh buat lagi dunk blognya yg lucu2 ya yg seru, btw napa milih sebatang pohon? sukses ya, aku suka blog kamu apalagi judul yg ini bikin penasaran banget

Dolphin Bay mengatakan...

eh punya fesbuk ga? aku mau belajar ni cara buat tulisan, soalnya suka ni buat tulisan tapi cuma berani didiary aja, jadi pas baca blog nana jadi kepengen buat blog, aku suka dgn gay akamu keknya kita punya banyak kesamaan ya, iseng dan suka jail hihi. akusuka li cerita kamu, tadi bete banget sekarang jadi heppi siap baca blog kamu

Dolphin Bay mengatakan...

keep on spirit ya na, sukses terus ya...eh ntar cerita nya oshie buat komik boleh ga? ntar kapan2 kita jumpa ntar kita teruskan dan lanjutkan tu ide cerita biar lebih seru lagi okay? menarik banget tuch, lagian jarang2 ada miss iklan yg kek nana hihi

Dolphin Bay mengatakan...

i luph nana's blog so much..muach2 hihi Yuppi...jangan pernah mnyerah ya, terus berkarya aku bakal terus menunggu tulisan kamu yg terbaru, pasti lebih Gila lagi..

Anonim mengatakan...

kereeeeeeeen eiuy, aneh & lucu pisan..oya kenalkan aku dodi..kamu lucu banget ya, aik dan sangat fenomenal...tetap semangat ya buat tnulis, aku suka lihat dan baca blog kamu...menyenangkan

Anonim mengatakan...

mbak, salam ya untuk simcardnya, hihihi lucu banget blognya ceritanya itu lo, asik banget, funni and buat tertawa mulu

Anonim mengatakan...

wah ni harus masuk mesium record nich...miss telkomsel ehm wanna great idea. cerita yg menarik

bunga matahari mengatakan...

pengalaman yg sangat seru, saya bisa merasakan gimana ya rasanya memiliki impian punya hape, palagi cerita nan ayg pengen punya telepon, wah semoga kelak ada dikasih rezeki lebih ya. sukses ya na, saya suka dengan cerita kamu

Anonim mengatakan...

mantap eiuy...lanjutkan ya menulisnya. jangan perrnah menyerah ya...pengalaman yg aneh hihi

Anonim mengatakan...

suit2 cieeeeeeeeeh yang koleksi simcard ni, btw keren luarbiasa ada fans yg setia kayak kamu, sukses ya akusuka tulisan kamu

Anonim mengatakan...

mantap, good idea keren dech

Edot Herjunot mengatakan...

ituuuu
mainstream banget
sampe segitunya demi kartu seluler

harusnya elo jd operator aja
udah tau banyak :D